news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Polling IV: Ayo Pilih Jokowi-Ma'ruf Atau Prabowo-Sandi

9 November 2018 11:46 WIB
comment
2361
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi - Ma'ruf vs Prabowo - Sandi (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi - Ma'ruf vs Prabowo - Sandi (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
ADVERTISEMENT
Catatan redaksi: Polling IV kumparan kami ulang dari awal, karena ada kesalahan tim redaksi dalam memasukkan data urutan pasangan capres-cawapres. Polling ini akan berjalan 7 hari dari 9 November sampai 16 November 2018.
ADVERTISEMENT
Iklim politik di masa kampanye Pilpres yang dimulai 23 September lalu, makin memanas di ruang publik maupun media sosial. Keriuhan bukan karena capres-cawapres sibuk blusukan, tapi karena isu yang dibangun masing-masing kandidat, lalu digoreng lawan, dibumbui tudingan, hingga diakhiri laporan.
Calon presiden nomor urut 1, Joko Widodo --yang di masa kampanye kadang sulit dibedakan sebagai presiden dan capres-- masih sibuk bolak-balik mengklarifikasi isu-isu negatif. Di setiap pidato, selalu ada sisipan klarifikasi fitnah soal PKI, antek asing, hingga anti-Islam, seolah isu itu sangat mengganggu Jokowi.
Lalu sepekan terakhir, pidato Jokowi ditambah dengan materi baru tentang hijrah, strategi memenangkan pemilu, hingga cerita soal memahami orang lewat bersalaman sebagai pendukung atau bukan pendukung. Lainnya adalah materi soal jangan terpecah karena politik dan kinerja pemerintah.
ADVERTISEMENT
Sang cawapres, Ma'ruf Amin, meski dinilai sebagai kandidat paling 'gaptek' soal media sosial, belakangan justru terusik dengan isu-isu di media sosial. Rais Am PBNU itu dalam beberapa kesempatan tiba-tiba menyebut banyak fitah di media sosial sehingga dia mengeluarkan istilah al-makiyyun. Ubahan dari 'maki' yang dibuat serupa bahasa Arab berarti ahli memaki.
"Di Indonesia ini banyak al-makiyyun, bukan Ahli Makkah ya, tapi ahli maki-maki. Kita (ingin) ubah menjadi yang santun, dan mewujudkan itu di rumah aspirasi ini," ucap Ma'ruf, Minggu (4/11).
Meski kiai, Ma'ruf tetap mempertahankan jaringannya di kalangan muslim dengan mengunjungi pesantren dan ulama-ulama. Ma'ruf juga mulai rajin menghadiri deklarasi relawan Jokowi-Ma'ruf.
Berbeda dengan petahana, sang rival, Prabowo Subianto --dengan keyakinan pemerintah gagal mengelola negara, sebagaimana isi pidato awal Oktober lalu--, disibukkan blusukan menyapu wilayah Jawa - Bali. Isu asing, rupiah, impor, ketimpangan, hingga anggapan kriminalisasi ulama dijadikan bahan pidato dalam kunjungan sebulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Bahkan, lantaran gayanya yang blak-blakan saat pidato, Ketum Gerindra itu tersandung 'polemik Boyolali' karena berkelakar menyebut warga Boyolali tak pernah ke mal. Isu ini lalu jadi sorotan, hingga Bupati Boyolali yang juga kader PDIP, Seno Samodro, turun ke jalan dengan massa yang banyak.
Sang cawapres, Sandiaga Uno, tetap menjadi kandidat paling sibuk karena bisa kampanye berpindah-pindah provinsi dalam satu hari. Isu yang dibawa linear dengan Prabowo, ekonomi sulit, ditambah gimmick khas Sandi yang bikin lawan bergidik.
Salah satunya 'manuver tempe' yang membuat Jokowi harus blusukan malam hari ke Pasar Suryakencana Bogor hanya untuk mengecek harga sembako terutama tempe. Dilanjutkan blusukan dengan motor Kawasaki W175 ke Pasar Anyar Tangerang, juga untuk mencari tempe.
ADVERTISEMENT
Tanpa menyinggung pengusaha berharta Rp 5 triliun itu, Jokowi menyebut tempe murah dan ukurannya normal. Sangat bertentangan dengan isu yang dilemparkan Sandi: tempe setipis ATM dan sudah dibuat versi sachet karena mahalnya bahan baku.
Geliat capres-cawapres  (Foto: Sabryna/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Geliat capres-cawapres (Foto: Sabryna/kumparan)
Berikut geliat capres-cawapres sepekan lalu, 29 Oktober-4 November 2018:
kumparan, sebagai media digital berbasis teknologi terkini, yang terus memberitakan aktivitas capres-cawapres, mengadakan polling online keempat kali untuk mengetahui respons masyarakat atas para kandidat.
Polling tahap pertama digelar pada 10-16 Agustus 2018 dengan 27.668 suara. Hasilnya, Prabowo-Sandi mendapat 51,5% suara, Jokowi-Ma'ruf mendapat 48,5% suara.
Polling tahap kedua digelar pada 6-13 September 2018 dengan 27.689 suara. Hasinya, Prabowo-Sandi mendapat 53,6% suara, Jokowi-Ma’ruf - mendapat 46,4% suarat.
Polling tahap ketiga digelar pada 8-15 Oktober dengan 21.790 suara. Hasilnya, Prabowo-Sandi 62.3% suara, Jokowi-Ma’ruf 37.7% suara.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana polling pada media berbasis internet (termasuk media sosial), kami menyadari ada potensi bias yang muncul. Maka kami melakukan beberapa tahap untuk mengurangi bias pada hasil polling, yaitu pembersihan data dan perhitungan teorema Bayes untuk memproses hasil polling tersebut.
Pertama, kami membersihkan data-data yang terindikasi mencurigakan (yang dapat terkait aksi bot atau manipulasi), yaitu jika :
- User memilih lebih dari satu kali, maka kami hanya mengambil pilihan pertama atau
- Tidak ada aktivitas di platform kumparan setelah 1 jam memilih atau
-Waktu antara registrasi dan memilih terlalu dekat (dalam kurun waktu 2 menit)
Hasil polling ketiga akan dianalisis lagi oleh tim data kumparan menggunakan metode yang sama.
Polling online akan kami lakukan setiap bulan, hingga waktu pemilihan presiden pada 17 April 2019. Untuk tahap keempat ini polling akan dimulai hari ini, 9 November berakhir pada Jumat, 16 November 2018.
ADVERTISEMENT