Polling: Napi Kasus Korupsi Lebih Berbahaya daripada Napi Terorisme

23 Juli 2018 21:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi narapidana (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi narapidana (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Narapidana kasus korupsi dianggap lebih berbahaya ketimbang napi kasus terorisme. Setidaknya itulah hasil polling kumparan bertajuk 'Menurutmu, Narapidana Apa yang Paling Membahayakan?' yang ditayangkan selama 11 jam pada Senin (23/7).
ADVERTISEMENT
Dari 385 pemilih, 54,3 persen di antaranya menilai napi kasus korupsi adalah yang paling berbahaya. Adapun sebanyak 21 persen menganggap yang paling berbahaya adalah narapidana kasus terorisme.
Kemudian berturut-turut napi kasus narkotika (11,9 persen), pemerkosaan (8,6 persen), pembunuhan (4,2 persen).
Hasil polling kumparan (Foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Hasil polling kumparan (Foto: istimewa)
Polling tersebut berjarak dua hari dari penangkapan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Wahid Husen, oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, pada Sabtu (21/7).
Wahid diduga menerima duit ratusan juta rupiah dari napi kasus korupsi agar ruangan para koruptor itu diubah jadi enak: Dipasangi AC, televisi, kulkas, hingga pemanas air mandi.
Dua bulan sebelum Wahid ditangkap, ada kerusuhan di Rumah Tahanan Markas Komando Brigade Mobil Kepolisian yang berlokasi di Depok, Jawa Barat. Banyak narapidana kasus terorisme yang mendekam di sana.
ADVERTISEMENT
Diawali kemarahan, para teroris (dan terduga teroris) merebut senjata penjaga tahanan dan pecahlah keributan. Lima anggota Brimob tewas dan satu rekan mereka disandera selama 27 jam.
Adapun di Papua, 31 narapidana dan tahanan kabur dari LP Klas II Narkotika Doyo Baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, pada Minggu (22/7). Mereka menjebol jendela dan memotong kisi-kisinya.