Polri Antisipasi Bangkitnya Sel Tidur Teroris Pasca Teror Christchurch

17 Maret 2019 10:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadiv Humas Polri, M. Iqbal. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kadiv Humas Polri, M. Iqbal. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pasca aksi terror penembakan dua masjid di Selandia Baru, Jumat (15/3) lalu, Kepolisian Republik Indonesia langsung antisipasi untuk mengecek sel-sel tidur terorisme yang mungkin saja bangkit karena kejadian ini.
ADVERTISEMENT
Kadiv Humas Polri Brigjen Pol M Iqbal mengatakan kepolisian melalui Densus 88 Anti Teror sudah melakukan pengecekan. Setiap unit di polda-polda setiap provinsi proaktif melakukan pengecekan.
“Ya, densus 88 sudah lakukan itu. Seluruh Polda sudah melakukan semua fungsi, fungsi intel, binmas, dan lain-lain. Saling bekerja bersama Densus 88 anti teror yang juga ada di seluruh provinsi," ujar Iqbal ketika ditemui wartawan di area Gelora Bung Karno, Senayan, Minggu (17/3).
"Sel-sel tidur kita cek. Densus 88 sudah berpengalaman mereka sudah tau jaringan yang bangkit,” ujar Iqbal di area GBK, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (17/3).
Seorang yang terluka dimasukkan ke dalam ambulans setelah penembakan di masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru. Foto: REUTERS
Iqbal juga menambahkan, pihak kepolisian terus berkoordinasi dan melakukan pengintaian hingga elemen paling kecil di masyarakat. Ia mengatakan tidak akan ada celah untuk para pelaku teror beraksi.
ADVERTISEMENT
“Seluruh polda sudah melakukan secara proaktif secara standar operasional. Berupa apa? Berupa cegah dini, mengajak seluruh masyarakat di titik ujung RT/RW untuk bersama meningkatkan pengamanan,” ujarnya.
Bahkan, Iqbal menambahkan, tanpa ada kejadian seperti Selandia Baru, kepolisian akan tetap melakukan hal yang sama. Untuk menjaga keamanan, terutama dengan makin mendekatnya pemilu.
“Prinsipnya tidak ada celah, tidak ada kejadian Selandia Baru saja maksimal, apalagi ini menjelang hari-H pemilu. Jangan sampai ada kelompok-kelompok yang ingin menggagalkan pemilu dengan menakut-nakuti itu timbul. TNI dan Polri siap mengawal,” ujarnya
Penembakan yang terjadi di kota Christcurch, Selandia Baru, dilakukan oleh Brenton Tarrant, seorang warga negara Australia dengan pemikiran sayap kanan ekstrem. Brenton membunuh sedikitnya 50 jemaah salat Jumat, salah satunya warga Indonesia.
ADVERTISEMENT