Polri Belum Pastikan WNI Jadi Pelaku Bom Filipina: Tubuh Hancur
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hingga kini, dugaan dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang disebut menjadi tersangka kasus bom bunuh diri di Filipina masih simpang siur. Polri terus mendalami kasus ini, namun masih memerlukan waktu lantaran tubuh tersangka yang hancur.
ADVERTISEMENT
"Tim masih di sana, karena mohon maaf ya, di Filipina itu, body pelaku pertama dan bodi pelaku kedua itu betul-betul hancur, karena itu high explosive," ujar Karopenmas Div Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/2).
Dedi menyebutkan, hingga kini, timnya masih berusaha mencari DNA keduanya. Dia juga menjelaskan, setelah DNA ditemukan, Polri masih harus mengidentifikasi dari benang merah keluarga.
"Bukan langsung ketemu DNA-nya. Kan proses identifikasinya. Untuk menemukan siapa yang memiliki garis DNA secara langsung terhadap yang kita duga ini. Ya kita harus menemukan pihak keluarga, siapa orang tuanya, siapa keluarga atau sebagai pembanding DNA ini," terangnya.
Saat ini, tim di Filipina masih mengumpulkan sejumlah bukti. Termasuk memeriksa lima tersangka yang menyerahkan diri. Diharapkan, dari pemeriksaan ini, dapat diketahui kedua terduga pelaku yang tewas ini merupakan WNI atau bukan.
Dedi mengungkap, pencarian identitas pelaku juga dicari melalui 5 tersangka yang telah menyerahkan diri. Dia menyebut kelima tersangka tengah diinterogasi.
ADVERTISEMENT
"Kalau sudah ada kesamaan baru bisa di-publish, karena tingkat akurasi DNA ini 70 persen juga. Ini masih proses investigasi terus. Tim terus bekerja dan 5 tersangka yang sudah serahkan diri di Filipina itu juga sedang diintrogasi untuk memastikan 2 orang ini, 2 orang pelaku ini," jelasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Filipina menyebut pelaku dari pengeboman gereja katedral Our Lady of Mount Carmel di Jolo merupakan WNI yang tergabung dalam kelompok militan Abu Sayyaf, tepatnya faksi Ajang-Ajang.
Pengeboman gereja katedral Our Lady of Mount Carmel di Jolo terjadi pada 27 Januari lalu dan menewaskan 22 orang serta melukai 111 orang lainnya. Namun, terkait klaim pemerintah Filipina atas WNI, hal ini belum dapat dibuktikan oleh pihak Filipina.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Indonesia mengirim Tim Detasemen Khusus 88 antiteror Polri ke Filipina pada Minggu (3/11). Ini dilakukan sebagai upaya untuk membantu otoritas setempat mengidentifikasi dua pengebom gereja yang diduga WNI