Polri Pilih Benahi SOP Menembak daripada Pindahkan Lapangan Tembak
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menilai usulan tersebut kurang efektif. Menurutnya, butuh kajian mendalam untuk memindahkan lapangan tembak di tengah kota, terlebih, arena tembak di Senayan sudah bervariasi.
“Jadi kalau dipindahkan perlu kajian mendalam, tapi yang saya setuju adalah segera dibenahi untuk pengamanan dan SOP (Standard Operating Procedure), artinya tata laksana, bagaimana memasuki lapangan tembak itu yang seharusnya dibenahi,” ungkap Setyo di Universitas Borobudur, Kalimalang, Jakarta Timur, Kamis (18/10).
“Tolong dipahami, tidak hanya lapangan tembak reaksi, di situ ada lapangan tembak target 25 meter, 50 meter dan juga untuk air rifle (senapan angin) yang ada di ruangan,” ucap Setyo yang juga menjabat Ketua Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) DKI itu.
Setyo menjelaskan, kesalahan peluru nyasar bisa dipastikan akibat ulah dua PNS Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berinisial IAW dan RMY yang belum memiliki Kartu Perbakin. IAW dan RMY menggunakan pistol merek Glock 17 dan Akai Custom 1911 yang dimodifikasi dan tidak standar, sehingga peluru melesat ke gedung DPR. Mereka kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.
ADVERTISEMENT
“Sampai saat ini, masih menduga peluru nyasar. Karena ada latihan, itu 'kan dibuat ditambah dengan full auto, itu nembak dalam sekian menit berapa peluru, hitungannya detik, makanya blowback (daya hentak ke belakang), jadi dia kembali dengan cepat, kalau tidak siap bisa naik, terangkat larasnya,” imbuh Setyo.
Meski begitu, pihaknya masih akan membuktikan kasus ini dengan menggelar rekonstruksi. Setyo menyatakan, rekonstruksi perkara peluru nyasar tersebut menjadi kewenangan Polda Metro Jaya.
Hingga Kamis, terdapat enam ruang kerja anggota DPR yang tertembus peluru nyasar. Keenam anggota itu adalah Politikus Gerindra Wenny Warouw, Politikus Golkar Bambang Heri Purnomo, Politikus PAN Totok Daryanto, Politikus Demokrat Vivi Jayabaya dan Khatibul Imam Wiranu, terakhir, ruang kerja Politikus PDIP Effendi Simbolon.
ADVERTISEMENT