PPD soal Bus Zhongtong Layani TransJ: Beda dengan yang Dulu Terbakar

17 Oktober 2019 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Transjakarta melakukan pengecekan bus Zhongtong di Depo PPD F Klender, Jakarta Timur, Rabu (16/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Transjakarta melakukan pengecekan bus Zhongtong di Depo PPD F Klender, Jakarta Timur, Rabu (16/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
ADVERTISEMENT
Kehadiran bus Zhongtong, di jalan Jakarta menarik perhatian. Bus produksi China itu kini kembali melayani penumpang Transjakarta yang dioperasikan oleh Perum PPD.
ADVERTISEMENT
Zhongtong sempat menjadi momok pada 2013 karena bus itu kerap terbakar hingga menjadi objek korupsi dan akhirnya dihentikan operasinya.
Sekretaris Perusahaan (Sekper) Perum PPD, Chrissma Sulistyana, mengatakan bus yang sekarang melayani penumpang Transjakarta berbeda dengan bus yang terbakar dan dihentikan operasionalnya. Bus yang terbakar bukan didatangkan oleh PPD.
"Jadi memang perlu diperhatikan bahwa pengadaan bus ini tidak berkaitan dengan pengadaan bus Zhongtong milik Transjakarta sebelumnya. Karena pengadaan murni dilaksanakan oleh PPD selaku pemenang lelang," kata Tya saat dikonfirmasi, Kamis (17/10).
Tya menjelaskan, bus Zhongtong PPD baru beroperasi tahun 2019 karena ada kendala teknis pada proses pengadaan. Lelang yang diikuti PPD oleh Transjakarta memang digelar 2013.
PPD memang lelang 59 unit bus articulated atau bus gandeng. Tapi, 59 bus itu baru diproduksi pada 2016.
ADVERTISEMENT
"Walaupun dari sisi merek bus China, tapi komponen-komponennya sendiri merupakan standar Eropa," ujar Tya.
Petugas Transjakarta melakukan pengecekan bus Zhongtong di Depo PPD F Klender, Jakarta Timur, Rabu (16/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
Tya membeberkan, jeroan Zhongtong berisi mesin merek Doosan GL 11 K dedicated CNG dari Korea Selatan, transmisi merek Allison T375 R (General Motor) Amerika, sambungan (articulate) merek Hubner Tipe Universal 19,5 K, ABS Electronic Brake System Wabco, dan steering system merek ZF dari Jerman.
Lalu, drive Axle Arvin Meritor dari Amerika, Cylinder CNG Worthinton Tipe 3 Alumunium dari Amerika – Polandia, dan RIM Tire Alumunium dari Hungaria.
Rentang waktu yang lama dari lelang, produksi, hingga dioperasikan memang menimbulkan pertanyaan. Tya menjelaskan, lamanya proses yang dijalani karena adanya selisih antara spesifikasi yang ditetapkan Transjakarta dengan standar pabrikan.
ADVERTISEMENT
"Maka terjadilah keterlambatan produksi dan pengiriman unit," kata Tyas.
Hal ini sejalan dengan keterangan Kepala Divisi Sekretaris dan Humas PT Transportasi Jakarta, Nadia Disposanjoyo. Nadia menjelaskan karena ada selisih ini, PPD mengurus administrasi yang diperlukan hingga mengajukan ke BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia).
Pada Juli 2018 BANI mengeluarkan putusan agar Transjakarta mengoperasikan 59 unit bus gandeng merek Zhongtong berdasarkan kontrak tahun 2013 dan tetap membayarkan penalti dari wanprestasinya.
Sementara, terkait keamanan, Tya menjamin, bus Zhongtong yang didatangkan PPD sudah memenuhi standar keamanan. Bus dilengkapi dengan lima tabung Alat Pemadan Api Ringan (APAR) di ruang mesin yang secara otomatis bekerja saat adanya percikan api atau suhu ekstrem di dalam ruang mesin.
ADVERTISEMENT
Di dalam ruang mesin juga dilengkapi CCTV yang berguna untuk mengontrol keadaan dan kinerja mesin di dalam ruang tersebut.
Untuk standar keselamatan penumpang, bus ini juga dilengkapi dengan 8 kamera CCTV dan 6 tabung APAR di dalamnya.
"Serta sistem evakuasi darurat bus yang dilengkapi dengan tangga darurat pneumatic sehingga sangat mudah digunakan saat keadaan daruran dan aman," ucap dia.