PPDB SMA/SMK di Jateng Sisakan Ribuan Bangku Kosong

8 Juli 2019 18:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (tengah) menghadiri prosesi pemakaman Sutopo. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (tengah) menghadiri prosesi pemakaman Sutopo. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Sebanyak 4.527 kursi di SMA Negeri dan 3.369 kursi di SMK Negeri belum terisi. Padahal, PPDB SMA dan SMK secara online di Jawa Tengah sudah resmi ditutup pada Jumat (5/7) lalu.
ADVERTISEMENT
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng mencatat, jumlah pendaftar di SMA Negeri mencapai 123.645 orang. Sementara yang diterima hanya 111.237 orang dari kuota 115.764 kursi.
Sedangkan untuk SMK Negeri di Jawa Tengah, pendaftarnya mencapai 121.966 orang. Namun, yang diterima hanya 96.889 orang dari total kuota 100.258 kursi.
"Tidak semua sekolah terpenuhi. SMA masih ada seat 4.527 belum terisi," kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo usai sidak di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Jalan Pemuda, Semarang, Senin (8/7).
Ganjar akan merapatkan kosongnya kursi-kursi tersebut. Akan dibahas kemungkinan yang belum masuk di sekolah negeri bisa ditawari kesempatan duduk di kursi kosong itu.
Lokasi kosongnya kursi tersebut tersebar di Kabupaten Kendal, Banjarnegara, Wonogiri, dan Purbalingga.
ADVERTISEMENT
"Maka mau rapatkan, tapi ini jaraknya jauh lho, kalau asal mau negeri," kata Ganjar.
Ditanya kemungkinan dilakukan PPDB gelombang kedua untuk mengisi kursi kosong tersebut, Ganjar tak mengiyakan.
"Tidak ada gelombang-gelombangan," tegasnya.
Saat ini Ganjar juga berusaha memikirkan jalan keluar jika masih ada siswa yang harus sekolah jauh, salah satunya dengan bus sekolah.
Sementara bagi orangtua yang anaknya tidak lolos PPDB dan harus ke sekolah swasta, disarankan untuk mengurus beasiswa di Pemprov Jateng.
"Tapi syaratnya (beasiswa) untuk keluarga yang tidak mampu. Keterangan tidak mampu itu juga akan kami cek kebenarannya lewat kelurahan," pungkas Ganjar.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Sulistyo, mengatakan untuk kuota SMA yang belum terpenuhi itu memang karena jarak yang jauh dan kebanyakan ada di pinggiran.
ADVERTISEMENT
"Kekosongan di SMA itu lokasinya di pinggiran dan pendaftar maunya di tengah kota. Kalau SMK itu terkait jurusan, peminatnya sedikit," kata Sulistyo.