PPIH Jilid II Disiapkan untuk Pantau Jemaah Haji di RS Saudi

9 September 2019 19:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas haji Indonesia membantu jemaah sakit di Mina Foto: kumparan/Denny Armandhanu
zoom-in-whitePerbesar
Petugas haji Indonesia membantu jemaah sakit di Mina Foto: kumparan/Denny Armandhanu
ADVERTISEMENT
Puluhan jemaah haji Indonesia masih menjalani perawatan kesehatan di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) kendati kloter mereka telah pulang. Kementerian Kesehatan akan membentuk petugas tambahan untuk memantau kondisi para jemaah haji tersebut di tanah suci.
ADVERTISEMENT
Indro Murwoko, Kepala Bidang Kesehatan Haji Indonesia, mengatakan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Jilid II akan dibentuk oleh Kemenkes khusus untuk pemantauan jemaah di RSAS. PPIH Jilid II akan diberangkatkan ke tanah suci setelah masa operasional petugas kesehatan haji rampung seluruhnya pada 16 September mendatang.
Kepada kumparan, Senin (9/9), Indro mengatakan saat ini tengah dipersiapkan visa untuk petugas kesehatan tambahan ini. "Mengacu ke tahun sebelumnya, akan ada enam petugas kesehatan. Lama penugasannya satu bulan," kata Indro.
Petugas haji Indonesia membantu jemaah sakit di Mina Foto: kumparan/Denny Armandhanu
"Masing-masing akan bertugas dua orang di Makkah, Madinah, dan Jeddah," lanjut dia.
Menurut data kesehatan haji Indonesia, per 8 September masih ada 53 jemaah yang dirawat di RSAS Makkah. Sementara di Madinah ada 48 jemaah di RSAS dan di Jeddah ada 5 pasien.
ADVERTISEMENT
Seluruh jemaah haji gelombang pertama di Makkah telah dipulangkan ke tanah air, sementara gelombang kedua telah diberangkatkan ke Madinah untuk ibadah Arbain dan ziarah. Praktis, tidak ada lagi jemaah haji Indonesia di Makkah kecuali yang dirawat di RSAS.
Petugas haji Indonesia membantu jemaah sakit di Mina Foto: kumparan/Denny Armandhanu
Sebelumnya Penanggung Jawab Visitasi Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Makkah, Dr Novita Silvana Mua, mengatakan para jemaah di RSAS tidak bisa dipulangkan karena masih perlu penanganan khusus seperti alat bantu napas.
Kebanyakan mereka mengidap penyakit paru seperti pneumonia dan penyakit paru obstruksi kronis atau PPOK. Penyakit adalah gangguan neurologi seperti stroke, penyakit diabetes mellitus, hipertensi dengan komplikasi lain dan penyakit jantung.
Indro mengatakan, jemaah di RSAS masih akan mendapatkan kunjungan dari dokter Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) sampai masa operasional berakhir yaitu hingga 18 September mendatang atau dua hari setelah seluruh jemaah haji pulang ke tanah air.
Petugas haji Indonesia membantu jemaah sakit di Mina Foto: kumparan/Denny Armandhanu
Daftar jemaah di RSAS, lanjut Indro, akan diinformasikan ke Teknis Urusan Haji (TUH) yang berkantor di Jeddah. Jika dalam satu bulan masa operasi PPIH Jilid II masih ada jemaah di RSAS, maka pengawasan akan dilakukan oleh TUH dan KUH (Kantor Urusan Haji).
ADVERTISEMENT
"Akan dimonitor oleh TUH/KUH yang bertugas di Arab Saudi sepanjang tahun," ujar Indro.