PPP dan PAN Minta Polri Tak Kaitkan Muslim Cyber Army dengan Islam

14 Maret 2018 14:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raker komisi III DPR dan Kapolri. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Raker komisi III DPR dan Kapolri. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam rapat kerja antara Komisi III DPR dan Kapolri, sejumlah fraksi menyinggung soal jaringan hoaks Muslim Cyber Army (MCA). Anggota Fraksi PPP Hazrul Azwar meminta Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian agar tidak lagi menyematkan kata muslim pada nama jaringan penyebar hoaks.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pemakaian istilah muslim seperti menggeneralisir seluruh umat muslim yang ada di Indonesia.
"Jangan lagi gunakan Muslim Cyber Army. Pak Tito, adakah orang MCA itu? Menurut saya itu tidak ada, jangan ditarik ke mana-mana, ada enggak? Kalau ada siapa itu, kalau tidak ada, nyatakan tidak ada, saya muslim lho," ujar Hasrul di Ruang Rapat Komisi III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/3).
Selain PPP, anggota Fraksi PAN Daeng Muhammad juga mempertanyakan hal serupa. Daeng menilai pemakaian kata muslim di nama jaringan penyebar hoaks dapat memicu kegaduhan di tengah masyarakat.
"Isu tentang MCA ini perlu penekanan. Aspirasi di Jabar, saya mengenal ulama mereka, memberi saran: Pak Daeng kita bicara konteks. Kalau muslim jadi ramai," ucap Daeng.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, pemakaian kata muslim di jaringan MCA seolah-olah menyudutkan umat Islam. Padahal di agama Islam sendiri mengharamkan penyebaran hoaks.
"Di mana muslim yang ngajarin hoaks? Tapi kalau orang nampilin muslim, ada aksi reaksi seolah-olah muslim disudutkan," ucapnya.