PPP Desak Polisi Usut Keterlibatan Tim Prabowo dalam Kasus Hoaks Ratna
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PPP Romahurmuziy mengapresiasi pihak kepolisian yang bergerak cepat dalam menggagalkan kebohongan yang diciptakan Ratna Sarumpaet. Pria yang akrab disapa Romy ini, menegaskan polisi harus membongkar percakapan dan komunikasi Ratna dengan kubu Prabowo-Sandi.
ADVERTISEMENT
"Kenapa playing victim itu gagal ya karena kesigapan Polri. Mereka (polisi) harus melanjutkan kasus ini untuk sampai pada kesimpulan apakah ini pribadi Ratna Sarumpaet ataukah ini orkestrasi yang dibangun oleh oposisi untuk melakukan playing victim," ungkap Romy saat dijumpai di Asrama Haji Yogyakarta, Jum'at (5/10) malam.
Menurut Romy, percakapan dan komunikasi yang dilakukan Ratna dengan beberapa pihak sebaiknya juga diungkap agar tidak menimbulkan kesan bahwa Ratna sedang menjadi kambing hitam atas kasus hoaks yang sedang jadi pembicaraan masyarakat.
Jika kelak di kemudian hari tidak terbukti adanya orkestrasi oposisi, penyidik juga tetap harus melanjutkan kasus tersebut dengan menjerat tersangka dengan UU ITE. Ia berharap, kasus Ratna bisa menjadi pelajaran sekaligus pengingat bangsa bahwa ada hoaks yang telah berhasil menipu sejumlah tokoh-tokoh besar.
ADVERTISEMENT
"Karenanya PPP mengusulkan bahwa tanggal 3 Oktober sebagai hari Antihoaks Nasional supaya kita semua ingat bahwa pernah ada seorang yang melakukan rekayasa bahkan sampai tokoh-tokoh kaliber semuanya tertipu dengan rekayasa itu atau menjadi bagian dari rekayasa itu," bebernya.
Meski begitu, kepada wartawan Romy enggan berpendapat nama-nama siapa saja yang layak dipanggil polisi. Menurutnya polisi lebih tahu akan hal tersebut. Namun, ia tetap mendorong polisi agar membongkar komunikasi Ratna dengan sejumlah pihak.
"Yang paling pasti adalah semua saluran lomunikasi yang digunakan oleh ratna sarumpaet dalam mengorkestrasi kebohongan tersebut harus dibongkar sehingga diketahui aktor intelektual dari kebohongan ini siapa," cetusnya.