PPP Ibaratkan Mahfud MD Pelari yang Diunggulkan, Tapi Kalah

15 Agustus 2018 9:39 WIB
Ma’ruf Amin tiba di kantor DPP PPP, Jakarta, Jumat (10/8/2018). (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ma’ruf Amin tiba di kantor DPP PPP, Jakarta, Jumat (10/8/2018). (Foto: Moh Fajri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengaku tersinggung dengan pernyataan Ketua umum PPP Romahurmuziy yang menyebut dirinya terlalu percaya diri akan dipilih menjadi cawapres Jokowi, sehingga mempersiapkan segala persyaratan sebagai cawapres. Padahal, pilihan cawapres Jokowi di Pilpres 2019 adalah Ma'ruf Amin bukan Mahfud.
ADVERTISEMENT
Merespons hal itu, Sekjen PPP Arsul Sani memaklumi luapan emosi Mahfud yang gagal jadi cawapres Jokowi. Siapa pun yang berada di posisi Mahfud pastinya merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan Mahfud. Menurutnya, apa yang disampaikan Mahfud merupakan dampak dari proses politik yang alot di antara pimpinan parpol koalisi Jokowi dalam penentuan cawapres.
"Tentu saya pahami ekspresi Mahfud MD sebagai dampak dari sebuah proses pembuatan keputusan politik yakni dalam hal ini menetapkan wakil presiden yang faktualnya sampai jam-jam terakhir pada Kamis lalu itu mempertimbangkan banyak sudut pandang ketika Pak Jokowi bertemu dengan para ketum partai di hari itu," kata Arsul ketika dihubungi, Rabu (15/8).
Arsul mengibaratkan, proses penentuan cawapres Jokowi seperti ajang lomba lari. Ada yang menguat dan diunggulkan di awal perlombaan, tetapi akhirnya harus menelan kenyataan pahit gagal mencapai garis finish karena disalip oleh pelari yang lain.
ADVERTISEMENT
Hal itu serupa dengan keadaan yang dialami Mahfud pada saat ini, digadang-gadang menjadi cawapres Jokowi namun akhirnya kalah dengan figur lain yaitu Ma'ruf Amin.
"Kalau boleh saya membuat ibarat maka proses pemilihan cawapres itu ibarat seperti lomba lari 10 ribu meter, ada pelari yang diunggulkan dan memang dalam lomba tersebut semula memimpin tapi di 200 meter terakhir ada yang sprint dan tiba di finish mendahului pelari yang diunggulkan tersebut," tuturnya.
Orasi Kebangsaan Mahfud MD, Selasa (31/7). (Foto: Antara Foto/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Orasi Kebangsaan Mahfud MD, Selasa (31/7). (Foto: Antara Foto/Rivan Awal Lingga)
Sehari sebelum deklarasi pasangan capres dan cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin, Romy memberi sinyal kepastian kepada Mahfud akan ditunjuk jadi cawapres Jokowi. Tetapi, setelah pengumuman Jokowi-Ma'ruf, Romy memberi pernyataan yang menyakitkan bagi Mahfud. Romy menganggap Mahfud terlalu percaya diri akan dipilih sebagai cawapres Jokowi.
ADVERTISEMENT
Padahal, apa yang Mahfud lakukan dengan mempersiapkan diri menjadi cawapres adalah perintah langsung dari pihak Istana melalui Mensesneg Praktikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki.
Lalu bagaimana pendapatmu terhadap pengakuan Mahfud itu? Yuk komen di tautan berikut