PPP: Jangan Dibalik Presiden Pilihan Ulama atau Ulama Pilihan Presiden

6 Januari 2019 23:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketum PPP Muhammad Romahurmuziy dalam Harlah PPP di kantor DPP PPP, Jakarta, Minggu (6/1). (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketum PPP Muhammad Romahurmuziy dalam Harlah PPP di kantor DPP PPP, Jakarta, Minggu (6/1). (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M. Romahurmuziy mengakui peran ulama diperebutkan kedua pasangan yang berlaga di Pilpres 2019. Meski begitu, pria yang akrab disapa Romy itu meminta tidak perlu ada perdebatan mengenai ulama yang mendukung pasangan capres-cawapres.
ADVERTISEMENT
Sebab, kata Romy, pihaknya sudah memutuskan mendukung Joko Widodo yang menggandeng ulama yaitu Ma'ruf Amin, daripada Prabowo Subianto yang dipilih ijtima ulama.
“Jangan lagi diputar-putar dengan alasan lebih baik ulama pilihan presiden atau presiden pilihan ulama. Karena kalau presiden pilihan ulama mestinya dia memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh kitab-kitab klasik yang kita kenal, oleh syariat dan oleh ulama,” kata Romy saat acara Harlah Ke-46 PPP di kantor DPP PPP, Jakarta Pusat, Minggu (6/1).
Ia menuturkan Jokowi maupun Ma'ruf adalah sosok yang paham agama. Meski begitu, Romy menyebut kepemimpinan tidak dapat dinilai dari hanya membaca Al-quran, seperti yang ramai dibicarakan beberapa waktu lalu soal tes baca Al-quran.
Romy mengungkapkan partai yang kini dipimpinnya didirikan oleh para ulama dari Nahdlatul Ulama. Sementara Ma’ruf adalah mantan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
ADVERTISEMENT
“Partai ini didirikan oleh para ulama salah satunya Nahdlatul Ulama. Pak Jokowi memberikan kehormatan kepada salah satu ulama yang merupakan pengurus tertinggi yaitu KH Ma’ruf Amin sebagai pengurus Aam Nahdlatul Ulama pada waktu itu, menjadi cawapres,” ujar Romiy.
Lebih lanjut, Romy menjelaskan dengan mendukung Jokowi-Ma'ruf membuat partainya lebih menghargai jasa para ulama. “Alasan pendek kalau Bung Karno mempunyai jas merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah, kita punya jas hijau, jangan sekali-kali melupakan jasa ulama,” tutur Romy.
Dalam Harlah PPP ini juga dihadiri oleh cawapres nomor urut 01, Ma’ruf Amin, Ketua Majlis Syariah PPP Maimoen Zubair dan Sekjen PPP Arsul Sani, serta pimpinan DPP PPP lainnya.