PPP: Jokowi Diserang Isu SARA dan Hoaks, Baru Sekali Galak

25 Oktober 2018 12:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Achmad Baidowi anggota komisi II DPR (Foto: Wikipedia)
zoom-in-whitePerbesar
Achmad Baidowi anggota komisi II DPR (Foto: Wikipedia)
ADVERTISEMENT
Gaya komunikasi Presiden Joko Widodo belakangan ini menjadi sorotan banyak pihak, salah satunya saat ia menyinggung ada politikus sontoloyo di Indonesia. Tak terkecuali dari kubu oposisi yang menilai sikap Jokowi berubah, dari yang santun menjadi lebih keras atau galak.
ADVERTISEMENT
PPP sebagai partai dalam koalisi menilai tak ada perubahan sikap yang ditunjukkan Jokowi. Wasekjen PPP Ahmad Baidowi menjelaskan, Jokowi bersikap keras untuk sekedar mengetes karena ia kerap diserang dengan isu-isu hoaks hingga SARA yang bersifat merugikan.
"Sebenarnya tidak ada yang berubah, itu hanya testing the water saja. Jokowi hanya sekali bereaksi tanggapannya sudah seperti itu. Sementara Jokowi diserang isu negatif, SARA, dan hoaks selama ini selalu ada pembiaran," kata Baidowi kepada wartawan, Kamis (25/10).
"Faktanya penyebaran hoaks dan SARA tak pernah berubah. Misalnya, hoaks Ratna Sarumpaet yang disebarkan secara massal itu adalah bukti nyata," lanjutnya.
Bagi Baidowi, Jokowi selama ini bersikap santun dan hanya sesekali saja menunjukkan sikap galak. Ia kemudian membandingan dengan sikap kubu oposisi yang selalu menyerang pemerintah, khususnya tiap jelang Pemilu.
ADVERTISEMENT
"Jokowi selalu santun, baru sekali bereaksi dianggap galak. Bagaimana mereka yang selalu menyerang, bahkan tak berbasis data sekalipun. Hanya berupa sikap nyinyir saja kok tidak protes? Tapi justru selalu makin nyinyir," ungkap Baidowi.
Sikap Jokowi dinilai berubah menjadi galak terkait pernyataannya yang menyebut, banyak politikus sontoloyo yang mempermasalahkan wacana dana kelurahan di tahun 2019. Jokowi sebelumnya menjelaskan kelepasan menyebut politisi sontoloyo karena politik tidak sehat sudah lama dipraktikan di Indonesia.
Kubu Prabowo-Sandi, salah satunya Ketua DPP Gerindra Sodik Mudjahid menyebut Jokowi sedang stres karena tak bisa penuhi janji-janji politik. Akibat tidak terpenuhi maka membuatnya jadi bersikap galak.