news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PPP Legowo Jika Romy Tak Jadi Cawapres Jokowi: Diberi Tambahan Menteri

29 Mei 2018 11:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Jenderal DPP PPP, Arsul Sani. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Jenderal DPP PPP, Arsul Sani. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo sudah mengantongi dukungan dari 7 partai di Pemilu Presiden 2019. Ketujuh partai tersebut adalah PDIP, Golkar, NasDem, PPP, Hanura, PKPI, dan PSI.
ADVERTISEMENT
Golkar dan PPP menyodorkan ketua umumnya masing-masing untuk mendampingi Jokowi di 2019. Di sisi lain, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, meski belum memberikan dukungan, juga sudah terang-terangan mendeklarasikan diri sebagai cawapres Jokowi.
'Perebutan' bursa cawapres ini menimbulkan potensi perpecahan di kubu Jokowi jika sang capres petahana memilih salah satu di antara 3 ketum itu. Atau bahkan, jika Jokowi tak memilih satu dari 3 ketum tersebut. Sekjen PPP Arsul Sani menilai perpecahan tidak akan terjadi karena sudah ada kompensasi berupa kursi di kabinet.
Ketum PPP Romy (Foto: Marcia Audita/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketum PPP Romy (Foto: Marcia Audita/kumparan)
"Pasti namanya parpol ya kalau pun tidak terambil, itu akan kemudian terselesaikan katakanlah dengan permintaan pos-pos kabinet. Saya kira gitu, lebih ke power sharing," ujar Arsul saat dihubungi, Selasa (29/5).
ADVERTISEMENT
PPP pun yakin baik Golkar atau PKB tidak akan meninggalkan koalisi Jokowi jika ketumnya tak dipilih menjadi cawapres. Menurut dia, Golkar tak punya opsi lain selain Jokowi di 2019.
"Kalau Golkar angkat kaki, mau ke mana? Tidak hanya Golkar, semua parpol, termasuk PPP. Pak Romahurmuziy enggak diambil, ya sudah," jelasnya.
"Sekarang punya satu (menteri), nanti dikasih tambahan kan begitu. Ke depan, meskipun katakanlah berbagi portofolio dengan partai pendukungnya dia akan minta orang yang profesional," lanjut anggota Komisi III DPR RI ini.