Prabowo: Ada yang Bilang Saya Radikal, Islam di RI Itu Tak Radikal

27 Februari 2019 10:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo Subianto. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menutup rangkaian safari politiknya di Jawa Timur dengan menghadiri undangan Haul Akbar Masyayikh dan Habaib se-Madura di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Selasa (26/2) malam.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Prabowo mengaku sudah lama dekat dengan para ulama, kiai, dan habaib. Bahkan, sejak ia masih muda dan menjadi prajurit TNI.
"Saya sejak usia muda dekat dengan kiai, karena saya dulu prajurit. Prajurit itu harus siap mati untuk negara, bangsa, dan rakyat. Jadi kalau orang mau menghadapi maut ya harus menghadap kiai minta doa," ungkap Prabowo dalam keterangan pers yang diterima dari Tim Media Center Prabowo - Sandi, Rabu (27/2).
"Jadi saya dekat sama ulama bukan saat ini saja tapi memang sudah lama," imbuhnya.
Ijtima Ulama Jilid II. Foto: Raga Imam/kumparan
Mantan Pangkostrad itu mengaku kerap dianggap sebagai kelompok radikal karena kedekatannya dengan para ulama. Padahal, kata Prabowo, Islam di Indonesia sangat menghargai perbedaan dan selalu memberikan rahmat bagi semua golongan.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada yang bilang Prabowo dekat sama ulama, Prabowo radikal. Islam di Indonesia itu tidak radikal, Islam di indonesia itu Rahmatan Lil Alamin. Ustaz-ustaz saya, kiai-kiai saya, dan habaib-habaib saya mengajarkan bahwa Islam di Indonesia melindungi semua suku semua agama semua etnis. Dan kita tidak boleh mengujar kebencian," tegasnya.
GNPF-Ulama serahkan rekomendasi Ijtima Ulama kepada Prabowo Subianto. Foto: Dok. GNPF-Ulama
Prabowo pun mencontohkan bukti Islam di Indonesia yang menghargai semua golongan dan memberi rahmat bagi semua umat. Hal ini dapat terlihat dalam perjanjian Ijtima Ulama ke-2 yang ia tandatangani. Ia menegaskan, dalam perjanjian tersebut tak ada yang merugikan kelompok, agama, etnis, maupun ras lain yang hidup di Indonesia.
"Bahkan tiap butir itu menghormati setiap semua agama, suku, ras, dan kelompok etnis. Pihak yang salah pun kita hormati. Kalau kita percaya pasti ada kebaikan di semua pihak, mudah mudahan dia kembali ke jalan yang benar," tandasnya.
ADVERTISEMENT