Prabowo: Kata Bank Dunia, Sepertiga Anak Indonesia Kurang Gizi

31 Maret 2018 16:20 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo temui warga dan kader Gerindra di Subang (Foto: Fb @Prabowo Subianto)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo temui warga dan kader Gerindra di Subang (Foto: Fb @Prabowo Subianto)
ADVERTISEMENT
Sejumlah kritikan terus disuarakan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto terkait dengan persoalan yang dihadapi pemerintah saat ini.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah masalah kekurangan gizi yang mayoritas dialami oleh anak-anak Indonesia di bawah umur 5 tahun.
"Indonesia kata Bank Dunia mengatakan lebih dari 1/3 persen anak-anak di bawah 5 tahun kurang gizi," kata Prabowo dalam kampanye Sudrajat-Syaikhu di Purwakarta, Jawa Barat yang disiarkan langsung di akun Facebook resmi Gerindra, Sabtu (31/3).
Hal itu menurutnya suatu kesalahan fatal, mengingat Indonesia sendiri merupakan negeri kaya karena memiliki sumber daya alam yang berlimpah.
"Tidak boleh ada kelaparan di Indonesia. Negara belum merdeka kalau masih ada kelaparan. Artinya iya fatal," ujarnya.
Prabowo merinci, dari barat Indonesia hingga wilayah timur terdapat persoalan serupa. Dia menyebut mulai dari Jawa Barat, Jawa Timur hingga daerah Nusa Tenggara Timur.
ADVERTISEMENT
"Di Jabar 34 persen itu anak-anak kurang gizi, di Jawa Timur lebih parah 36 persen," ujarnya
Prabowo di acara Wadah Global Gathering. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo di acara Wadah Global Gathering. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Untuk wilayah Timur, Prabowo menegaskan jauh lebih parah dari wilayah di bagian Indonesia lainnya. Menurutnya kasus anak-anak kekurangan gizi jauh di atas 40 persen.
"Paling parah Indonesia Timur. Bayangkan rata-rata di atas 40 persen, Gorontalo 40 persen, Sulawesi Barat 42 persen," tuturnya.
"NTB hampir setengah anak-anak kurang gizi. NTT dari 10 anak, ada 6 kurang gizi," imbuhnya.
Padahal, menurutnya kekayaan alam di sana jauh lebih banyak seperti banyaknya perkebunan coklat, karet hingga sawit.
"Mereka kaya punya kelapa sawit, karet, coklat, kopi dan anak-anak di sana kurang gizi," katanya.
Hal itu tentunya membuat tumbuh kembang anak di bawah 5 tahun mengalami kendala.
ADVERTISEMENT
"Artinya anak-anak tidak bisa tumbuh. Tulangnya lemah, otot lemah, sel otot tidak berkembang, otak lemah," pungkasnya.