Prabowo ke Jokowi: 20 Tahun Tak Ada Perang, Siapa yang Briefing Bapak?

30 Maret 2019 22:07 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres no urut 02, Prabowo Subianto menyampaikan pendapatnya saat Debat Ke IV Pilpres 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu, (30/3). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Capres no urut 02, Prabowo Subianto menyampaikan pendapatnya saat Debat Ke IV Pilpres 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu, (30/3). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
Calon presiden 02 Prabowo Subianto kembali gusar mendengar gagasan-gagasan Joko Widodo soal pertahanan dalam debat capres malam ini. Kali ini, Prabowo geleng-geleng saat Jokowi menyampaikan dalam 20 tahun ke depan tidak ada perang atau invasi.
ADVERTISEMENT
Prabowo --yang mengaku menjadi prajurit sejak usia 18 tahun--, menjelaskan ada budaya Asal Bapak Senang 'ABS' di TNI. Sehingga Jokowi menerima masukan-masukan yang tidak tepat.
"Saya masih muda, saya juga dapat pengarahan dari jenderal-jenderal saya dalam 20 tahun tidak akan terjadi perang. Tahu tahu tahun 75 di Timtim meletus. Saya letnan dua berangkat ke Timtim, padahal jenderal beri pengarahan dalam 20 tahun tidak ada perang," ucap Prabwo dalam debat di Hotel Shangri-la, Jakarta, Sabtu (30/3).
Capres no urut 01, Joko Widodo menyampaikan pendapatnya saat Debat Ke IV Pilpres 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu, (30/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Pak, yang memberi briefing pada Bapak, aduh.. aduh.. aduh... Siapa yang memberi briefing itu, Pak?" imbuh Prabowo kepada Jokowi.
Mantan Danjen Kopassus itu mengatakan, tidak boleh dalam pertahanan menyebut tidak akan terjadi perang. Prabowo menyebut ungkapan 'kalau menghendaki damai, maka bersiaplah untuk perang'.
ADVERTISEMENT
"Yang beri briefing ke Bapak saya enggak tahu deh harus diapain. Kalau saya Presidennya, ya saya ganti yang ngasih briefing itu," imbuh Ketum Gerindra itu.
Merespons hal itu, Jokowi mengatakan apa yang disampaikannya itu adalah perkiraan dari intelijen strategis yang bisa jadi benar dan tidak.
"Yang ingin saya garis bawahi bukan 'tidak', tapi diperkirakan. Namanya perkiraan bisa betul, atau keliru," jawab Jokowi.