Prabowo: Kita Impor Bahan yang Mampu Diproduksi Sendiri

14 Januari 2019 20:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) saat berada di JCC, Senayan, Jakarta, pada Senin (14/1/2019). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) saat berada di JCC, Senayan, Jakarta, pada Senin (14/1/2019). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pidato kebangsaannya di hadapan pimpinan Koalisi Indonesia Adil dan Makmur dan ribuan pendukungnya di JCC Senayan. Dalam pidatonya, Prabowo mengungkapkan mendapat cerita dari berbagai daerah yang warganya meninggal bunuh diri karena tidak sanggup membayar utang yang disebabkan mahalnya kebutuhan hidup.
ADVERTISEMENT
"Beberapa waktu yang lalu saya dapat laporan seorang buruh tani, seorang kepala keluarga namanya Hardi di Jawa Tengah, meninggal dunia karena gantung diri di pohon jati di belakang rumahnya, meninggalkan istri dan anaknya karena tidak sanggup membayar utang, beban ekonomi terlalu berat. Ada belasan cerita tragis seperti Hardi ini," kata Prabowo di lokasi, Senin (14/1).
"Kisah guru di Pekalongan gantung diri, terakhir Ibu Sudarsih di Gunung Kidul gantung diri. Ini kisah yang masuk berita. Yang tidak masuk berita mungkin lebih banyak lagi," imbuhnya.
Prabowo juga mengungkapkan impor besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintah. Padahal, menurut dia, petani Indonesia masih mampu memproduksi bahan-bahan pokok yang diimpor oleh pemerintah.
"Di Klaten, petani beras bersedih karena banjir beras dari luar negeri. Di Jawa Timur, banyak petani tebu bersedih karena banjir gula dari luar negeri. Banyak emak-emak kita mengeluh harga-harga sudah tidak terkendali dan tidak terjangkau. Harga telur, harga daging, harga beras sudah sangat berat dirasakan rakyat kita. Bagaimana bisa di republik ini harga gula 3 kali lebih mahal di dunia," ujar Prabowo dengan suara yang meninggi.
ADVERTISEMENT
Prabowo juga menyinggung soal petani garam yang kesulitan karena pemerintah lebih memilih untuk mengimpor garam dibandingkan mengandalkan produksi garam luar negeri. Ia mengaku heran mengapa pemerintah tidak membela rakyat dan lebih memilih melakukan impor yang menguntungkan negara lain.
Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) saat berada di JCC dalam acara pidato kebangsaan Prabowo, Senayan, Jakarta, pada Senin (14/1). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) saat berada di JCC dalam acara pidato kebangsaan Prabowo, Senayan, Jakarta, pada Senin (14/1). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
"Kita impor bahan-bahan yang mampu diproduksi kita sendiri. Kadang kita heran apakah ada pemerintah seperti sekarang, seakan rakyat sendiri tidak dibela. Inikah negara yang kita cita-citakan dan perjuangkan pendiri bangsa, yang diperjuangkan Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir, Panglima Besar Jenderal Sudirman, Bung Tomo, I Gusti Ngurah Rai, Mayor Daan Mogor, Wolter Mongosidi," tuturnya.
Prabowo juga menyayangkan rumah sakit yang menolak pasien BPJS, karena belum mendapatkan bayaran selama beberapa bulan. "Negara yang menolak pasien karena BPJS belum dapat bayaran sekian bulan, negara yang satu dari 3 anak di bawah 5 tahun mengalami gagal tumbuh karena kurang protein, kurang gizi karena ibunya juga kurang protein dan gizi selama mengandung," katanya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Prabowo juga menyinggung utang Indonesia yang semakin banyak. Ia menyebut, negara saat ini membayar gaji pegawai negeri dengan menggunakan utang.
Ia juga menyinggung soal bagaimana kondisi perusahaan BUMN, seperti Pertamina dan Garuda Indonesia, yang juga memiliki utang besar.
"Apakah ini negara yang kita inginkan, yang utang untuk bayar gaji pegawai negeri negara, yang membiarkan BUMN kita yang kita banggakan, Pertamina, Garuda pembawa bendera Indonesia yang lahir dalam perang kemerdekaan kita, sekarang dalam keadaan yang kalau bisa dibilang bangkrut," ungkapnya.
"PLN, Krakatu Steel dibangun Bung Karno, diselesaikan Pak Harto, sekaranag utangnya mengerikan. Kalau ada BUMN yang untung, untungnya pun tak seberapa. Negara di mana ada warga negaranya ada anak-anak yang tinggal hanya 5 jam dari istana negara tak mampu berangkat sekolah karena 2 hari tak makan. Negara yang beberapa waktu lalu panik karena puluhan anak-anak di Kabupaten Asmat meninggal dunia karena kelaparan dan pejabatnya tidak hadir untuk membantu mereka," pungkasnya.
ADVERTISEMENT