news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Prabowo Kritik Elite Jakarta: Pakai Kekayaan untuk Langgengkan Kuasa

8 Maret 2019 16:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto di UNKRI. Foto: Ricad Saka/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto di UNKRI. Foto: Ricad Saka/kumparan
ADVERTISEMENT
Capres Prabowo Subianto mengaku paham betul dengan pemikiran para elite terhadap kondisi rakyat Indonesia karena ia juga bagian dari kaum elite. Ia menyebut, para elite selalu menyebut rakyat kecil bodoh dan akan patuh hanya dengan diberi sedikit uang.
ADVERTISEMENT
"Mereka selalu cerita, rakyat kita bodoh, saking miskinnya dikasih uang sedikit sudah puas dan akan patuh seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, bisa dibawa ke sini ke sana. Itu yang ingin dilestarikan oleh elite di Jakarta," kata Prabowo di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia Bandung, Jumat (8/3).
"Saya paham itu (pemikiran elite), karena saya bagian dari elite itu. Tapi saya bagian dari elite yang sadar, bahwa itu salah," imbuhnya.
Prabowo juga menilai, para elite yang 'salah' ini hatinya sudah membeku dan hanya memikirkan tentang kekayaan pribadi saja. Menurut Prabowo, mereka hanya menggunakan kekayaan mereka itu untuk melanggengkan kekuasaan.
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subiyanto. Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin
"Mereka berpikir, mobil mewah apalagi yang akan mereka beli minggu ini dan mereka pamer itu, menggunakan kekayaan mereka untuk melanggengkan kekuasaan mereka, rakyat Indonesia biar miskin dan meralat terus," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Namun, akhir-akhir ini Prabowo merasa gagasan yang ia perjuangkan itu sudah mulai didengar oleh rakyat di daerah-daerah. Bahkan, tak hanya paham, menurut Prabowo rakyat di desa sudah mulai menggunakan istilah-istilah yang ia gunakan beberapa tahun lalu.
"Kalau mereka ketemu saya di jalan, rakyat sudah mulai bicara ke saya, Pak selamatkan Indonesia. Jadi rakyat merasa bahwa bangsanya harus diselamatkan. Ada yang bahkan, 'Pak, Indonesia menang, Pak'. Jadi (kondisi) mereka tidak seperti yang elite di Jakarta inginkan," pungkasnya.