Prabowo: Pilih Pemimpin Besar yang Jaga Kekayaan Negara

31 Maret 2018 12:58 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo Subianto (Foto: Instagram @prabowo)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto (Foto: Instagram @prabowo)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menghadiri kampanye pemenangan pasangan cagub cawagub Jabar Sudrajat-Syaikhu di Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (31/03)
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Prabowo turut berpidato di hadapan para kader pendukungnya. Ada sejumlah pembahasan yang menjadi sorotannya. Salah satunya banyak tenaga kerja asing yang masuk di Indonesia.
Hal itu menurutnya menjadikan warga negara Indonesia sendiri menjadi kalah saing.
"Izin ini, izin itu peraturan yang memudahkan, sementara rakyat kita banyak butuh pekerjaan tapi entah kenapa pekerja asing disuruh ke sini," kata Prabowo dalam siaran live di akun Facebook resmi Gerindra.
"Kita bertanggung jawab kita sendiri dulu. Rakyat kita makan apa? Rakyat kita kerja apa," lanjutnya.
Ia pun menambahkan dengan masuknya pekerja asing tersebut, secara tidak langsung sudah menguras kekayaan alam Indonesia yang ada.
"Sampai sekarang pun mereka mengambil kekayaan kita dan mereka cukup berhasil," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Prabowo Subianto. (Foto: AFP/Adek Berry & Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto. (Foto: AFP/Adek Berry & Jamal Ramadhan/kumparan)
Padahal menurutnya, bangsa Indonesia sendiri cukup kaya. Namun, karena banyaknya pekerja asing menjadikan kekayaan tersebut mengalir di luar Indonesia dan tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Oleh karenanya, untuk mengahadapi persoalan tersebut, dia menyarankan agar memilih pemimpin yang besar dan mampu menjaga kekayaan Indonesia.
"Kita harus menghilangkan kemiskinan dari bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia kaya tapi masalahanya kekayaan kita mengalir ke luar. Tugas kita memilih pemimpin besar, menjaga kekayaan kita," ujarnya.
Lebih lanjut, dari pernyataannya tersebut, ia menegaskan bukan berarti dirinya anti asing. Ia bahkan ingin menjadi mitra asing tapi tidak dengan menjadikan Bangsa Indonesia sebagai budak asing.
"Saya tidak mau ajak untuk membenci orang asing. Kita ingin menjadi mitra orang asing belajar orang asing. Saya ingin kerja sama dengan anda tapi saya tidak bisa jadi pion anda, kacung anda, anak-anaku bukan budak asing," pungkasnya.
ADVERTISEMENT