Prabowo-Sandi Ingin Kembalikan Semangat Swasembada Pangan Era Orba

19 November 2018 19:58 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di Kertanegara (30/7) (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di Kertanegara (30/7) (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani membantah pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandi, ingin mengembalikan era Orde Baru jika terpilih di Pilpres 2019. Menurutnya, Prabowo-Sandi lebih menginginkan agar semangat dan kebijakan yang baik dari Presiden ke-2 RI, Soeharto bisa kembali diterapkan, misalnya swasembada pangan.
ADVERTISEMENT
"Pak Harto waktu memimpin negara itu kan sempat mencapai swasembada pangan. Jadi suasananya Indonesia dalam sekian dekade sejak Pak Harto mengambil alih pemerintahan dari Sukarno itu selalu kekurangan stok pangan," ujar Muzani di Kertanegara, Senin (19/11).
Kemudian melalui kebijakan swasembada pangan, Soeharto secara bertahap melakukan berbagai macam pembangunan di bidang pertanian, antara lain mencetak sawah baru, membangun waduk, ekstensifikasi, intensifikasi, termasuk membangun pabrik pupuk yang besar. Hingga akhirnya pada tahun 1984 Indonesia dinyatakan swasembada pangan.
Muzani menjelaskan, maksud swasembada pangan adalah jumlah produksi pangan yang dihasilkan oleh Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan demikian, semangat Orba yang baik tentu akan dibawa di pemerintahan jika Prabowo-Sandi terpilih.
"Yang hendak dilakukan oleh Pak Prabowo jika rakyat memilih beliau sebagai presiden, tentu saja semangat ini yang akan kita kembalikan, semangat bagaimana kita memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua MPR ini kemudian membandingkan kebijakan pangan di era Orba dengan Jokowi yang dinilainya sangat bertolak belakang. Di era Jokowi, pemerintah masih sangat bergantung pada impor.
"Ketergantungan kita kepada impor sekarang ini masih lumayan tinggi. Kalau stok beras itu minus atau menunjukkan angka menurun, kemudian kita buru buru impor. Ini kemudian, orientasi ini yang kemudian akan diubah," pungkasnya.