Presiden Vietnam Dimakamkan di Kota Kelahirannya 27 September

23 September 2018 19:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Tran Dai Quang. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Tran Dai Quang. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Vietnam akan menggelar upacara pemakaman kenegaraan untuk mendiang Presiden Tran Dai Quang. Selain itu, pemerintah Vietnam menetapkan dua hari berkabung nasional mulai 26 September mendatang.
ADVERTISEMENT
Quang wafat pada hari Jumat (21/9) lalu di usianya yang ke-61 tahun. Dilansir dari Associated Press, Minggu (23/9), selama hari berkabung nasional, bendera Vietnam akan diterbangkan setengah tiang dan tempat hiburan ditutup.
Nantinya, tubuh Quang akan dibaringkan di salah satu tempat di Kota Hanoi sebelum dimakamkan di Provinsi Nihn Bihn, kota kelahirannya. Pemakaman Quang akan disiarkan secara langsung.
"Kematiannya adalah kerugian besar bagi partai, negara dan orang-orang Vietnam," kata Partai Komunis Vietnam dalam sebuah pernyataan.
Presiden Tran Dai Quang. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Tran Dai Quang. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Media setempat mengidentifikasikan 'virus langka' sebagai penyebab wafatnya Quang. Walau tidak dirinci secara lebih lanjut 'virus langka' yang dimaksud.
Saat ini posisi kepala negara diambil alih oleh Wakil Presiden Dang Thi Ngoc Thinh. Dang merupakan wanita pertama yang menjabat sebagai presiden Vietnam sampai anggota parlemen memutuskan pengganti Quang.
ADVERTISEMENT
Namun saat ini, parlemen belum memutuskan tanggal untuk memilih pengganti Quang. Wafatnya Quang membuat para pemimpin dunia berdua, tak terkecuali Presiden Joko Widodo yang seminggu sebelum Quang wafat baru saja bertemu.
"Saya sampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya Presiden Tran Dai Quang dari Vietnam pada 21 September 2018. Saya sedih mendengar kabar duka ini karena baru saja bertemu beliau pada 11 September 2018," tulis Jokowi pada Sabtu (22/9) di akun Instagramnya.
Presiden RI Jokowi dan Presiden Vietnam Tran Dai Quang Joint Press Statement, Hanoi, Vietnam, Selasa (11/9) (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden RI Jokowi dan Presiden Vietnam Tran Dai Quang Joint Press Statement, Hanoi, Vietnam, Selasa (11/9) (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Jokowi juga mendoakan agar Quang beristirahat dengan damai. Quang di mata Jokowi merupakan pemimpin yang mendedikasikan diri untuk rakyat dan negara.
"Saya terkesan atas dedikasi beliau kepada negara dan rakyat Vietnam. Doa saya untuk keluarga, rekan, dan rakyat Vietnam. Semoga beliau beristirahat dalam damai," lanjut Jokowi lagi.
ADVERTISEMENT
Selain Jokowi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut Quang sebagai 'teman baik Amerika Serikat'.
Presiden Tran Dai Quang. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Tran Dai Quang. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Sementara itu, menurut pemuka agama bernama Thich Minh Tong di Pagoda Dong Duc yang berada di distrik Kim Son Ninh Binh menyebut, Quang telah mengunjungi pagoda beberapa kali. Quang dikenal ramah kepada semua orang dan menjadi orang Nihn Binh pertama yang jadi Presiden Vietnam.
"Negara ini memiliki banyak presiden di masa lalu, tetapi Presiden Quang adalah satu-satunya dari provinsi kami Ninh Binh. Dan ketika dia bertemu dengan semua biarawan, dia berjabat tangan dengan mereka semua. Ketika kami mendengar berita tentang dia meninggal dunia, semua orang merasa emosional. Kami merasa menyesal dan merindukannya," kenangnya.
Hari ini upacara untuk berdoa kepada Buddha diadakan dan ratusan biksu memungkuk di hadapan potret Quang. Potret itu berada di sebuah pagoda di Ho Chi Minh City.
ADVERTISEMENT
Tran adalah satu dari tiga pemimpin tertinggi di Vietnam, namun jabatan presiden di negara itu kebanyakan hanya seremonial. Dua pemimpin Vietnam lainnya adalah Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc dan Ketua Partai Komunis Nguyen Phu Trong.
Tran ditunjuk menjadi presiden pada April 2016. Sebelumnya dia menjabat Menteri Keamanan Publik. Karier politiknya dimulai dari anggota Partai Komunis, lalu jenderal polisi, kemudian ditunjuki menduduki kursi di Politburo.