Pria Asal Suriah Terjebak di Bandara Kuala Lumpur Selama Sebulan

13 April 2018 0:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hassan Al Kontar  (Foto: Twitter @Kontar81)
zoom-in-whitePerbesar
Hassan Al Kontar (Foto: Twitter @Kontar81)
ADVERTISEMENT
Hassan Al Kontar (36) mungkin bisa merasakan yang dialami tokoh Viktor Navorski dalam film The Terminal. Serupa dengan nasib tokoh yang diperankan Tom Hanks, Hassan dalam satu bulan belakangan terpaksa tinggal di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) 2, Malaysia.
ADVERTISEMENT
Warga Negara Suriah ini mengaku sudah tinggal di bandara untuk penerbangan berbiaya rendah itu sejak 7 Maret 2018. Hassan yang sudah mati paspornya tidak bisa meninggalkan bandara setelah upayanya terbang ke Ekuador ditolak maskapai penerbangan yang sudah dibeli tiketnya.
Sebelum terjebak di KLIA 2, Hassan sebenarnya sempat tinggal di Kuala Lumpur sejak 2016. Saat perang pecah di Suriah, Hassan yang bekerja sebagai sales asuransi di Uni Emirat Arab tidak diperpanjang paspornya. Dia kemudian dideportasi ke Kuala Lumpur karena Malaysia adalah satu dari beberapa negara yang mau menerima pengungsi Suriah tanpa visa.
Selama berada di Malaysia, Hassan coba mengumpulkan uang untuk pergi ke Ekuador. Tidak dijelaskan caranya mengumpulkan uang dan alasannya memilih terbang ke Ekuador ketimbang menetap di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Setelah uangnya terkumpul, Hassan membeli tiket penerbangan menuju Ekuador. Namun, maskapai yang sedianya menerbangkannya menolak. Hassan kemudian memilih terbang ke Kamboja. Setiba di Kamboja, petugas imigrasi di sana malah mendeportasinya kembali ke Malaysia.
Setiba di Malaysia untuk kali kedua, Hassan tidak bisa meninggalkan bandara. Imigrasi Malaysia menganggap Hassan sebagai warga asing yang telah lewat izin tinggalnya.
Ketika diwawancara Reuters pada Kamis (12/4), Hassan mengaku sudah terjebak di KLIA 2 selama 37 hari. Selama waktu itu, dia menggantungkan diri kepada kebaikan petugas bandara yang membagikan makanan dan minuman kepadanya.
Tinggal berhari-hari di bandara, disebut Hassan, tidak mudah. Ada beberapa masalah yang sebelumnya tidak pernah dia pikirkan muncul.
"Bagaimana caranya mandi? kapan? Saat saya ingin mengganti pakaian, di mana harus menjemurnya?" sebut Hassan.
ADVERTISEMENT
Kini Hassan khawatir akan dideportasi kembali ke Suriah. "Aku tidak mau menjadi mesin pembunuh yang menghancurkan negeri sendiri dan menghabisi nyawa saudara-saudara sendiri," katanya.
Mengenai masalah Hassan, Pemerintah Malaysia enggan berkomentar. Sedangkan perwakilan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees; UNHCR) di Malaysia sudah mengkonfirmasi keberadaan Hassan di KLIA 2. Hanya saja mereka tidak bisa berkomentar untuk kasus individu.
"UNHCR telah mengetahui adanya kasus itu. Individu tersebut dan otoritas setempat sudah dihubungi," kata Perwakilan UNHCR di Malaysia, Yante Ismail.
Kasus orang yang terpaksa tinggal di bandara karena masalah keimigrasian bukan hanya terjadi pada Hassan. Seorang pengungsi Iran bernama Mehran Karimi Nasseri pernah tinggal di Bandara Charles De Gaulle, Prancis, sejak 26 Agustus 1988 sampai Juli 2006. Kisah hidup Mehran kemudian diangkat ke layar lebar oleh Steven Spielberg dalam film The Terminal.
ADVERTISEMENT