Pria Tuli Dikira Teroris saat Ikut Ibadah di Gereja Maranatha Bandung

16 Mei 2018 18:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bom bunuh diri (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bom bunuh diri (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Pesan berantai yang menginfokan seorang pria diduga teroris ikut beribadah di Gereja GPIB Maranatha, Bandung viral di media sosial. Dalam pesan itu disebutkan ciri-ciri pria yang mencurigakan.
ADVERTISEMENT
Dia mengenakan pakaian hitam, sering memegang perut, kerap kali melihat jam dan tidak ikut bernyanyi. Gerak gerik pemuda tersebut dianggap seperti seseorang yang sedang mengintai jamaat gereja GPIB Maranatha.
Pria tersebut difoto dan gambarnya disebar ke media sosial lengkap dengan keterangan tuduhan teroris.
Namun ternyata info tersebut hoaks. Hal ini dipastikan oleh Firli, dosen dari pria tersebut. Di akun Twitternya, Firli mengatakan pria yang dianggap teroris itu bernama Gian Adi Prasetyo.
"Saya salah satu pengajar Gian di Art Theraphy Center Widyatama," ujar Firli, dosen Art Therapy Center Widyatama, saat dikonfirmasi kumparan, Rabu (16/5).
Selain Firli, Ibunda Gian, Irka Andriyani juga membantah kabar tersebut. Irka menjelaskan dalam keterangan tertulis bahwa anaknya adalah mahasiswa yang kuliah di Bandung dan dia tuli. Gian berasal dari Lampung dan saat itu memang berniat berdoa di gereja GPIB Maranatha.
ADVERTISEMENT
Irka menjelaskan anaknya yang tengah berdoa sempat diminta kartu identitasnya dan difoto oleh salah seorang anggota pengurus gereja tersebut. Gian yang dalam kondisi penyandang disabilitas tuli tidak terlalu lancar berkomunikasi untuk memberikan klarifikasi saat dia dimintai data diri.
Tak lama dari kejadian tersebut, beredar foto Gian sedang berdoa di gereja tersebut yang disangka sebagai teroris. Gian yang mendapatkan pesan berantai tersebut lalu mencoba untuk mengklarifikasi dengan menghubungi pengajar di kampusnya.
"Gian menyampaikan berita ke salah satu pengajarnya pada 14 Mei, kemudian menjadi bahasan di kalangan pengurus struktural lembaga," ujar Irka dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Rabu (16/5).
Pihak kampus lalu mencoba mengklarifikasi di media sosial. Irka pun langsung menghubungi pihak gereja untuk menjelaskan keadaan sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Pihak gereja lalu meminta maaf kepada Gian dan mengklarifikasi di media sosial juga dalam publikasi kegiatan gereja.
"Pihak GPIB Manaranatha Bandung akan membuat publikasi kegiatan tersebut dan membagi kepada pihak Art Theraphy Center Widyatama sebagai konten berita dalam konteks memperbaiki nama baik Gian," ujar Irka.