Priyo: Saya Heran Jokowi Reaktif Menyerang Prabowo-Sandi Bertubi-tubi

4 Februari 2019 11:08 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso (tengah).  Foto: Fadjar Hadi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso (tengah). Foto: Fadjar Hadi/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo tampaknya gusar dengan berbagai serangan lawan politik, jelang pemungutan suara Pilpres yang tinggal sekitar dua bulan lagi. Jokowi kini balik menyerang hingga keluar istilah propaganda Rusia.
ADVERTISEMENT
Merespons hal itu, Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Priyo Budi Santoso, mengaku heran dengan perubahan gaya komunikasi Jokowi. Dia menyebut Jokowi gusar karena elektabilitasnya mulai terancam oleh Prabowo-Sandi. "Saya heran dengan sikap reaktif Pak Jokowi ini. Benar-benar keluar dari ‘gaya Jokowi’ yang selama ini dikenal publik. Menyerang secara bertubi-tubi kepada Prabowo-Sandi," ucap Priyo dalam keterangan tertulis, Senin (4/2). "Kalau ini bentuk kegusaran beliau, bisa jadi karena hasil survei investigatif memang menunjukkan angka-angka yang mengagetkan," imbuh Sekjen Partai Berkarya.
Calon presiden petahana Joko Widodo (tengah) berswafoto dengan para calon anggota legislatif saat deklarasi di Tangerang, Banten, Minggu (4/11/2018). Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Priyo mengklaim, zona Sumatera sudah dipegang Prabowo-Sandi, begitu juga Jawa Barat, Banten, DKI dan DIY. Di Jatim sudah beda tipis, praktis pulau Jawa tinggal tersisa Jateng, Sulsel, Sulteng unggul besar, juga NTB, dan separuh Kalimantan & Maluku. "Tapi ini kan proses dari kompetisi demokrasi yang sehat. Ujungnya seperti apa, serahkan kepada suara rakyat," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Priyo merinci soal kasus Ratna Sarumpaet yang untuk pertama kalinya disinggung dalam pidato Jokowi kemarin, seolah-olah Ratna --yang bagian dari timses Prabowo-Sandi-- sengaja menyerang Jokowi. Priyo mengaku heran karena justru Prabowo juga korban Ratna. "Semua tahu kalau Pak Prabowo adalah korban dalam kegaduhan Sarumpaet ini. Peristiwa ini sepertinya sengaja dijual berulang-ulang untuk menyerang Pak Prabowo. Kita hanya bisa ngelus dada saja," tuturnya. Begitu juga dengan tudingan propaganda ala Rusia yang diungkap Jokowi dalam pidatonya di hadapan timses kemarin, bahwa cara menyebar hoaks dan fitnah ini sengaja digunakan di Pilpres. "Timses mana yang Pak Jokowi maksud? Kalau dari BPN 02 dipastikan tidak ada. Kami belum pernah mendengar dan dipastikan Prabowo-Sandi tidak setuju propaganda ala Rusia atau apalah namanya. Itu cara-cara hitam yang tidak barokah," terang Priyo.
ADVERTISEMENT
Timses Prabowo-Sandi justru heran dengan sikap Jokowi yang mendiamkan beredarnya tabloid Indonesia Barokah yang isinya dinilai menyudutkan Prabowo-Sandi. "Kami lebih menghormati sikap negarawan Wapres JK yang perintahkan agar tabloid hitam tersebut dibakar. Juga pandangan negarawan Pak Din Syamsuddin dan beberapa tokoh nasional lainnya. Kami justru bertanya kenapa Pak Jokowi sepertinya mendiamkan saja? Di mana sikap negarawan itu?" pungkasnya.