Produksi Minyak Pertamina Ditopang Aset Migas di Luar Negeri

10 April 2017 19:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kilang minyak di Cilacap (Foto: Dokumentasi bumn)
Pertamina Internasional EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero), yang mengelola aset-aset hulu di luar negeri mengklaim produksi minyak di enam negara telah mendongkrak produksi minyak perusahaan. Saat ini, produksi minyak dari aset di enam negara sudah mencapai 150 ribu barel ekuivalen minyak per hari (boepd).
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur Pertamina Internasional EP, Slamet Riadhy, mengatakan enam negara tersebut adalah Aljazair, Iraq, Malaysia, Tanzania, Gabon, dan Nigeria. Tercatat, dari Aljazair, Iraq, dan Malaysia saja produksi minyak mencapai 100 ribu barel, setara dengan produksi minyak pada 2014.
"Produksi dari tiga aset tersebut meningkat menjadi 131 ribu bopd dan sekitar 200 mmscfd gas pada saat ini," kata Slamet dalam Media Gathering di Cirebon, Jawa Barat, Senin (10/4).
Menurut Slamet, untuk 2016 pencapaian produksi Pertamina Internasional EP dari 3 negara adalah 127 ribu boepd atau 121 persen. Jumlah ini meningkat dari target produksi tahun 2016.
Selain itu, Slamet mengklaim jika Pertamina berhasil menambah saham pada akhir Februari 2017 di Maurel dan Prom sebesar 72,65 persen dengan tambahan aset-aset produksi di tiga negara yaitu Tanzania, Gabon, dan Nigeria.
ADVERTISEMENT
"Produksi minyak PIEP kini menjadi 150 ribu beopd Pertamina Internasional EP. PIEP (Pertamina Internasional EP) juga berhasil mendongkrak cadangan dari semula 409 juta boepd menjadi 533 juta boepd," kata Slamet.
Cadangan migas ditemukan di Nunukan oleh Pertamina (Foto: Istimewa)
Menurut Slamet, cadangan minyak perusahaan saat ini telah mencapai 402 juta barrel oil. Jumlah ini meningkat dari sebelumnya yaitu 315 juta barrel oil. Selain itu, cadangan gas juga meningkat dibandingkan dua tahun yang lalu dari 546 BCF menjadi 758 BCF.
Slamet mengatakan peningkatan produksi dan cadangan tersebut dapat dicapai dengan tetap memperhatikan efisiensi cost per barel. Sebagai gambaran, pada 2015 biaya operasi mencapai 10,3 dolar AS per barel dan kemudian turun menjadi 7,5 dolar AS per barel pada 2016.
ADVERTISEMENT
"Total efisiensi ongkos produksi yang dilakukan oleh PIEP sepanjang 2016 mencapai 187 juta dolar AS dari target efisiensi ongkos produksi 161 juta dolar AS," ujarnya.
Pertamina akan terus mendorong jumlah produksi sehingga ia optimis di tahun 2025 jumlah produksi Pertamina mencapai 650 ribu beopd. Slamet optimistis target tersebut bisa tercapai.
"Jika mengandalkan aset yang ada di tiga negara, kami bisa meningkatkan produksinya menjadi sekitar 250 ribu boepd pada 2025. Kami optimistis target 650 ribu boepd dapat tercapai dengan rasio reserve to production selama 20 tahun,” ujarnya.