Produsen Indomie Kantongi Laba Rp 3 Triliun dalam 9 Bulan

2 November 2017 11:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Indomie (Foto: indomie.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Indomie (Foto: indomie.com)
ADVERTISEMENT
Produsen mi instan merek Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) mengantongi laba sebesar Rp 3,04 triliun dalam sembilan bulan pertama tahun 2017. Angka tersebut naik 7,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Marjin laba bersih juga naik menjadi 11,1% dari 10,7%. Selain itu, core profit meningkat 4,0% menjadi Rp 3,04 triliun dari Rp 2,92 triliun.
Sementara itu, laba usaha naik 4,8% menjadi Rp 4,16 triliun dari Rp 3,97 triliun dan margin laba usaha naik sedikit menjadi 15,2% dari 15,0%.
Demikian disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasinya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip kumparan (kumparan.com), Kamis (2/11).
Perusahaan Grup Salim tersebut membukukan pertumbuhan penjualan neto konsolidasi sebesar 3,6% menjadi Rp 27,43 triliun di periode 30 September 2017 dari Rp 26,47 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Indomie yang siap disajikan ke pelanggan. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Indomie yang siap disajikan ke pelanggan. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Divisi mi instan kembali menjadi kontributor terbesar dengan memberikan kntribusi sekitar 63% terhadap penjualan neto konsolidasi, diikuti oleh Dairy, Makanan Ringan, Penyedap Makanan, Nutrisi & Makanan Khusus serta Minuman, yang masing-masing memberikan kontribusi sekitar 20%, 7%, 3%, 2%, dan 5%.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP Anthoni Salim mengatakan, pada triwulan ketiga tahun 2017, kondisi pasar secara umum tidak mengalami banyak perubahan. Permintaan untuk berbagai kategori utama fast moving consumer goods masih lemah, sementara tingkat persaingan semakin ketat.
"Kami senang ICBP dapat membukukan pertumbuhan penjualan dan laba bersih seiring dengan upaya untuk terus memperluas dan memperdalam jaringan distribusi, serta mengelola biaya dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian," ujarnya.