Promosi Islam Lewat Tatakan Gelas Bir Tuai Kritikan di Jerman

20 Mei 2019 11:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Beer Mat. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Beer Mat. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sebuah proyek untuk mengenalkan agama Islam di Jerman menuai kritikan. Pasalnya, promosi Islam tersebut disampaikan melalui tatakan gelas bir atau beer mat.
ADVERTISEMENT
Diberitakan media Jerman Der Spiegel akhir pekan lalu, tatakan gelar bir ini diperkenalkan pertama kali di kota Maintal. Tatakan itu dibagikan di bar, restoran, atau pub.
Bentuknya seperti tatakan gelas pada umumnya. Namun pada permukaannya tertera pertanyaan-pertanyaan masyarakat soal Islam, seperti: "Muhammad, seperti apa dia?" atau "Ada apa dengan Muslim dan daging babi?".
Di balik tatakan itu terdapat alamat situs dan QR code yang memuat jawaban atas pertanyaan tersebut. Sebenarnya program ini telah berlangsung selama tiga tahun, namun baru kali ini menuai kritikan.
Kritikan datang dari Dewan Penasihat Asing di kota Maintal. Mereka mengatakan bentuk edukasi Islam, agama yang melarang konsumsi alkohol, lewat tatakan gelas bir tidak tepat.
"Mereka bisa menggunakan kartu pos, atau iklan di sisi bus. Mengapa harus di pub?" kata Salih Tasdirek, ketua dewan tersebut.
Ilustrasi Beer Mat. Foto: Shutter Stock
Orient Network, organisasi nonpemerintah kecil di Jerman, mengatakan proyek itu mereka buat untuk mempromosikan pemahaman antarumat beragama di negara itu. Menurut Raban Kluger dari organisasi tersebut, mereka mencoba menggunakan cara yang dekat dengan masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Kami ingin memberikan jawaban menggunakan bahasa setempat untuk pertanyaan yang sering ditanyakan kepada anggota kami, kebanyakan cendekiawan Muslim," kata Kluger.
Dia mengatakan, pertanyaan dan jawaban dalam tatakan gelas itu dibuat oleh warga Muslim yang telah diperiksa oleh Dewan Pusat Muslim Jerman. Menurut Kluger, tatakan gelas itu telah diproduksi ribuan buah dan disebar di seluruh Jerman tanpa pernah ada protes.
"Kami tidak bermaksud mengaitkan antara alkohol dengan Islam," lanjut dia.