Protes Keluarga Latief, Pria Gangguan Jiwa yang Disangka Culik Anak

6 November 2018 17:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi tempat tinggal Latif, pengidap gangguan jiwa yang diduga culik anak di Ciracas, Jakarta Timur. (Foto: Efira Tamara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi tempat tinggal Latif, pengidap gangguan jiwa yang diduga culik anak di Ciracas, Jakarta Timur. (Foto: Efira Tamara/kumparan)
ADVERTISEMENT
Hoaks tentang penculikan anak semakin marak di masyarakat. Salah satunya yang menimpa Ahmad Latief (50) warga Susukan RT 06/RW 04 Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Pria dengan masalah mental ini dipukuli hingga babak belur oleh warga di kawasan Cilodong, Depok, karena dikira menculik anak-anak yang tengah bermain.
ADVERTISEMENT
Idham (48), adik bungsu Latief, membenarkan adanya pemukulan yang menimpa kakaknya, dan tak terima dengan tuduhan tersebut.
"Jangan main hakim sendiri lah kalau memang bukti enggak ada. Kecuali si pelaku benar-benar lagi gendong anak, oke lah. Saya juga rela, dihukum mati juga enggak apa-apa," ungkap Idham ketika ditemui di rumahnya di kawasan Susukan, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (6/11).
Idam (kiri) dan Jefri (kanan), adik dari Ahmad Latief yang diduga penculik anak di Depok. (Foto: Efira Tamara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Idam (kiri) dan Jefri (kanan), adik dari Ahmad Latief yang diduga penculik anak di Depok. (Foto: Efira Tamara/kumparan)
Idham mengatakan, setelah diamankan dan diperiksa dokter kejiwaan, saat itu Latief memang mengaku sedang membawa bayi yang ia beri nama Waljinah. Namun setelah ditanya kembali, Latief mengatakan kalau bayi bernama Waljinah tersebut merupakan seekor kucing.
"Enggak ada (korban), itu jadi dia gendong kucing. Jadi katanya mau ajak main di danau," ceritanya.
Pihak keluarga juga enggan menyebut Latief mengalami gangguan mental. Menurut Idham, kakaknya tersebut hanya memiliki halusinasi yang berlebih sehingga keluarga tak pernah membawanya ke rumah sakit jiwa.
ADVERTISEMENT
"Enggak ada, cuma malas saja dianggap halusinasinya saja yang tinggi. Kalau dibilang gangguan jiwa, selama ini saya dan pihak keluarga juga tidak pernah bawa ke RSJ," jelas Idham.
Pihak keluarga juga menduga, Latief tidak hanya dipukuli oleh warga, tetapi juga dilakukan oleh pihak TNI. Dugaan ini muncul setelah video yang dilihatnya di salah satu akun YouTube yang ia lihat.
Ahmad Latief pria gangguan jiwa yang dituding penculik anak. (Foto: dok Polres depok)
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad Latief pria gangguan jiwa yang dituding penculik anak. (Foto: dok Polres depok)
Terkait pemukulah kakaknya, Idam sesungguhnya ingin pihak yang main hakim sendiri itu bertanggung jawab. Meski begitu, keluarga mengaku tak ingin mengajukan tuntutan.
"Saya juga mau nuntut, mau nuntut ke mana? sementara dia dianggap penculikan, ada enggak? ya kan? apa kita mau nanya kucing?" protes Idham.
Saat ini, Latief tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati karena luka yang dialaminya akibat dipukuli. Baik Idham maupun pengurus RT di Ciracas belum tahu bagaimana kondisi Latief saat ini.
ADVERTISEMENT
"Belum tahu ini statusnya," ujar Jefri, seorang pengurus RT di lokasi yang sama.
Kejadian pemukulah Latief terjadi pada Minggu (4/11) di Cilodong, Depok. Saat itu, Latief dicurigai tengah melalukan aksi penculikan anak, padahal dia merupakan mengidap gangguan jiwa. Latief kini diperiksa di RS Polri guna diobservasi kejiwaannya.