PSI Desak Bawaslu Selidiki Dugaan Pelanggaran Kampanye di Reuni 212

3 Desember 2018 7:57 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PSI Raja Juli Anthoni (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PSI Raja Juli Anthoni (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni, menyerahkan sepenuhnya kepada Bawaslu terkait kemungkinan acara Reuni 212 ditunggangi kekuatan politik tertentu. Ia berharap, Bawaslu dapat menilai secara objektif, terutama dalam pidato Imam Besar FPI, Rizieq Syihab di hadapan jutaan massa Reuni 212 di Lapangan Monas, Minggu (2/12).
ADVERTISEMENT
"Soal apakah terjadi kampanye terselubung di Reuni 212 saya serahkan kepada Bawaslu untuk menilai secara objektif, misalkan apakah di sana ada ajakan untuk memilih dan tidak memilih, terutama di pidato Rizieq Syihab," kata Antoni saat dihubungi kumparan, Senin (3/12).
Melalui rekaman suara dari Makkah, Arab Saudi, Rizieq menyerukan kepada peserta reuni memilih capres hasil Ijtima Ulama (Prabowo) pada Juli lalu. Tak hanya itu, Rizieq juga menyerukan kepada massa agar tak memilih caleg dan capres yang diusung partai penista agama.
Akan tetapi, Komisioner Bawaslu DKI, Puadi, telah menyatakan bahwa tidak menemukan adanya pelanggaran kampanye, termasuk dari orasi Rizieq Syihab.
"HRS (Habib Rizieq Syihab) itu dia sebagai apa dengan hubungannya Prabowo? Apakah peserta pemilu, atau tim kampanye? Sepanjang dia bukan peserta kampanye enggak memenuhi unsur, enggak ada urusan. Kita pastikan kegiatan tadi itu tidak ada dugaan pelanggaran. Sepanjang temuan kita di lapangan," tkata Puadi saat dihubungi kumparan, Senin (3/12).
ADVERTISEMENT
"Kalau ada peserta reuni menyampaikan yel-yel kemudian dia menyampaikan ganti presiden, sepanjang dia bukan peserta pemilu, bukan tim kampanye, enggak ada urusan. Apa yang mau dibilang pelanggaran? itu kebebasan mereka berpendapat," tambahnya.
Gambar dari udara suasana Reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar dari udara suasana Reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Sementara itu, ketika disinggung perihal PSI yang dinilai menistakan agama, Antoni tidak paham mengapa mereka dicap sebagai partai penista agama.
"Saya enggak tahu persis apa yang disebut oleh Rizieq Syihab sebagai melakukan penistaan agama. Apa yang dia sebut sebagai penistaan agama adalah Wakil Ketua DPR yang ditangkap oleh KPK karena kasus korupsi dari partai tertentu? Apakah gubernur yang ditangkap oleh KPK yang sampai orang tuanya meninggal (saat) dia masih ada di tahanan KPK?" ucap Antoni.
Ia juga mengatakan bahwa selama pihaknya tidak melakukan hal-hal yang bersifat kriminal, maka tidak bisa disebut sebagai penistaan agama.
ADVERTISEMENT
"Selama tidak melakukan hal-hal yang bersifat kriminal, itu tidak bisa disebut sebagai penistaan agama," pungkasnya.