PSI kepada Fadli Zon: Kalau Kreativitas Tak Ada Batas, Anarkis Dong

12 Oktober 2018 11:05 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadli Zon, salah satu wakil ketua DPR. (Foto: Instagram @fadlizon)
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon, salah satu wakil ketua DPR. (Foto: Instagram @fadlizon)
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR Fadli Zon dilaporkan oleh Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Rian Ernest, terkait cuitannya yang berisi lagu Potong Bebek Angsa yang memuat unsur PKI dan HTI. Menurut Fadli, lagu tersebut adalah simbol kreativitas seseorang dalam berdemokrasi.
ADVERTISEMENT
Namun Ernest heran dengan pernyataan Fadli itu. Menurutnya, kreativitas harus ada batasnya walaupun Indonesia adalah negara demokrasi. Sebab, jika tak dibatasi maka kreativitas itu dapat menimbulkan kerusuhan di masyarakat.
“Saya sampaikan ke Bung Fadli, kalau kreativitas enggak ada batas, anarkis dong. Kalau saya lagi bad mood hari ini ada tembok kosong saya pylox ajalah. Kalo di-stop Satpol PP, saya bilang, eh jangan ganggu saya, ini saya lagi salurkan kreativitas. Apa mau begitu pola pikir wakil ketua DPR?, kan enggak,” jelas Rian di Gedung Bareskrim Siber, Cideng, Jakarta Pusat pada Jumat (12/10).
Rian Ernest menjawab pertanyaan wartawan terkait pelaporan terhadap Wakil Ketua DPR Fadli Zon terkait tulisan Potong Bebek Angsa yang bernada PKI. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rian Ernest menjawab pertanyaan wartawan terkait pelaporan terhadap Wakil Ketua DPR Fadli Zon terkait tulisan Potong Bebek Angsa yang bernada PKI. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Sebelum melaporkan Fadli ke polisi, Rian sempat bertemu dengan Fadli dalam sebuah acara di sebuah stasiun televisi swasta. Saat itu, Rian mengaku telah membuka dialog dengan Fadli. Namun, Fadli tetap bersikukuh apa yang ia lakukan tidak salah.
ADVERTISEMENT
“Beliau bersikukuh, katanya, emang siapa sih yang saya tuduh?, anda berasa dituduh? Ya saya sih berasa enggak dituduh, orang PKI kapan saya lahir tahun berapa,” ucap Rian.
Sebaliknya, menurut Rian, apa yang telah dilakukan Fadli dapat mengacak-acak dan membuat keonaran bagi masyarakat, terutama jelang Pilpres 2019.
"Tapi ini bisa menggoreng luka lama masyarakat tentang konflik PKI dengan teman-temen lain. Kalau ini menghidupkan hantu lama, setiap lima tahun sekali hantu lama hidup, mau sampai kapan?" ungkapnya.
Hingga dilaporkan, Rian mengaku belum mendapatkan ucapan maaf dari Wakil Ketua Partai Gerindra itu. Bahkan, Fadli mengancam balik akan melaporkan siapa saja yang melaporkannya ke polisi.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon usai mendampingi Prabowo temui SBY di Jakarta, Kamis (9/8/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon usai mendampingi Prabowo temui SBY di Jakarta, Kamis (9/8/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Selain itu, Rian mengaku Fadli dan Partai Gerindra tak menciptakan ide dan gagasan yang baik menjelang Pilpres 2019. Menurutnya, kubu Prabowo - Sandiaga Uno malah memainkan politik yang dapat memecah belah masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Jadi ini apa? Politik apa yang ditawarkan temen-temen Gerindra, dalam hal ini Fadli? Enggak jelas. Saya tunggu gagasan dan ide dari Prabowo dan tim. Capek lihat politik pecah belah, karena kita ingin lihat gagasan dan ide,” kata Rian.
Rian Ernest menjawab pertanyaan wartawan terkait pelaporan terhadap Wakil Ketua DPR Fadli Zon terkait tulisan Potong Bebek Angsa yang bernada PKI. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rian Ernest menjawab pertanyaan wartawan terkait pelaporan terhadap Wakil Ketua DPR Fadli Zon terkait tulisan Potong Bebek Angsa yang bernada PKI. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Rian mengatakan, kubu Prabowo - Sandi telah memainkan politik yang tak baik, mulai dari nyanyian lagu Potong Bebek Angsa yang diubah Fadli hingga kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Terlebih, ia mengaku kecewa dengan sikap Fadli yang tak mencerminkan anggota DPR.
“Saya muak, kenapa muak? Karena saya capek-capek cari uang, kerja dipotong pajak penghasilan, masak untuk orang kaya gini?, Wakil ketua DPR. Sepersekian kecil dari gaji beliau dari uang saya, wah saya muak, saya enggak terima,” kesal Rian.
ADVERTISEMENT