news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PSI Maklumi SBY WO Saat Kampanye Damai: Dia Berhak Kecewa dan Marah

23 September 2018 12:11 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (Sekjen PSI), Raja Juli Antoni di Menteng, Jakarta (9/8). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (Sekjen PSI), Raja Juli Antoni di Menteng, Jakarta (9/8). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sekjen PSI Raja Juli Antoni memaklumi sikap Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang walk out (WO) saat Deklarasi Damai Kampanye. SBY walk out karena merasa banyak aturan yang dilanggar saat acara itu, utamanya soal penggunaan atribut.
ADVERTISEMENT
"Pak SBY juga punya hak untuk marah dan kecewa. Enggak apa-apa, kita maklumi saja," kata Raja Juli dalam keterangan tertulis, Minggu (23/9).
Namun menurutnya, KPU dan Bawaslu telah berupaya maksimal untuk mencegah terjadinya pelanggaran. Namun, memang tetap ada saja yang tidak mau mematuhi.
KPU, lanjut dia, bahkan sempat menegur pihak-pihak yang membawa bendera partai politik yang tidak sesuai dengan ketetapan KPU.
"KPU dan Bawaslu terlihat bekerja keras, serius dan profesional. Di tempat acara, sekitar panggung, tidak ada bendera sampai Pak Jokowi-Pak Prabowo meninggalkan tempat acara. Sempat ada bendera Partai Nasdem dan Gerindra yang dikabarkan relawan di sebelah kiri panggung lalu petugas KPU menghampiri dan meminta bendera diturunkan," tutur dia.
ADVERTISEMENT
"Ketika tamu undangan mulai bubar, baru saya lihat banyak bendera Nasdem yang memenuhi bagian depan panggung. MC dari atas panggung juga berkali-kali mengingatkan agar tidak mengibarkan bendera. Pasti ini permintaan KPU," sambungnya.
Ia menambahkan, jika ada yang membawa bendera atau atribut maka dipastikan itu di luar jalur karnaval. "Di luar arena acara tentu bukan tanggung jawab KPU dan partai. Antusiasme relawan kedua pendukung berjalan alamiah. Selama tertib, tidak melakukan kekerasan dan vandalisme tentu itu hak mereka, tidak bisa dilarang," tutur dia,