PSI: Polling yang Menangkan Prabowo-Sandi di Twitter Tak Realistis

15 Agustus 2018 20:09 WIB
Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (Sekjen PSI), Raja Juli Antoni di Menteng, Jakarta (9/8). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (Sekjen PSI), Raja Juli Antoni di Menteng, Jakarta (9/8). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sejumlah polling capres-cawapres bermunculan di Twitter, yang hasilnya ternyata banyak memenangkan Prabowo-Sandiaga. Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni meragukan hasil itu. Berkaca dari Pilgub Jabar, menurutnya, polling yang dilakukan tak memiliki metodologi.
ADVERTISEMENT
"Justru kita lihat polling-pollingan yang ada di Twitter yang menang Pak Prabowo dan Sandi terus dan itu menangnya 90 persen. Bagi saya itu tidak menggambarkan realitas," kata Toni di Gedung DPP NasDem, Jakarta Pusat, Rabu (15/8).
Toni bahkan membandingkan polling saat Pilgub Jabar, di mana salah satu paslon yang diusung Gerindra dan PKS, yaitu Sudrajat - Ahmad Syaikhu, juga menang 90 persen di polling Twitter. Namun hasil polling itu sama sekali tidak mencerminkan dinamika yang terjadi di lapangan.
"Itu tak ada metodologinya dan berapa kali kan dulu pas Pilgub Jabar kelihatan bahwa pasangan Sudrajat-Syaikhu menang 90 persen, tapi sama sekali tidak benar dan menggambarkan itu. Saya sih mengatakan itu tidak benar dan saya imbau teman-teman Jokowers jangan ikut-ikut cara begitu," ujarnya.
Prabowo dan Sandi foto bersama usai melakukan konfrensi pers di Gedung KPU, Jakrta, Jumat (10/8/2018). (Foto: Fanny Kusumawrdhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo dan Sandi foto bersama usai melakukan konfrensi pers di Gedung KPU, Jakrta, Jumat (10/8/2018). (Foto: Fanny Kusumawrdhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Toni menuding adanya kejanggalan dalam polling Prabowo-Sandi tersebut. Menurutnya, polling Prabowo-Sandi yang menang 90 persen di polling lewat Twitter karena diikuti akun-akun bot. Meski demikian, Toni tak merinci polling mana saja yang dimaksud.
"Ya itu kayak bikin (polling) Twitter pakai (akun) bot segala macam. Buat apa mempengaruhi opini publik? Publik juga sudah paham kok. Masa menangnya 90 persen gitu," ujarnya heran.
Berkaca dari hal ini, Toni mengatakan tim media sosial di struktur tim pemenangan Jokowi akan memanfaatkan medsos untuk menampilkan data dan bukan fitnah. Toni memastikan medsos pemenangan Jokowi-Ma'ruf jauh dari akun-akun fitnah.
"Yang penting itu kami akan mempergunakan medsos untuk menampilkan data, bukan fitnah. Jadi benar-benar menampilkan apa yang sudah dilakukan Pak Jokowi dan apa yang akan dilakukan Pak Jokowi, jadi jauhlah dari akun-akun fitnah," pungkasnya.
ADVERTISEMENT