Putra Mahkota Saudi: Palestina dan Israel Sama-sama Berhak Punya Tanah

3 April 2018 16:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. (Foto: Reuters/Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court)
zoom-in-whitePerbesar
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. (Foto: Reuters/Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court)
ADVERTISEMENT
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman berbicara soal konflik Israel dan Palestina. Menurut pangeran yang akrab disapa dengan inisialnya, MbS, Israel dan Palestina sama-sama berhak punya tanah dan hidup damai.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini disampaikan MbS dalam wawancara dengan media Amerika Serikat The Atlantic yang dirilis Senin (2/3). Wawancara ini dilakukan di AS dalam kunjungan MbS ke negara itu dalam sepekan terakhir.
"Saya yakin semua orang, di mana saja, berhak hidup di negara mereka yang damai. Saya yakin warga Palestina dan Israel berhak memiliki tanah mereka sendiri," kata MbS ketika ditanya apakah Yahudi berhak tinggal di negara mereka sendiri.
"Tapi kita harus memiliki kesepakatan damai untuk memastikan stabilitas bagi semua orang, dan hubungan yang normal," lanjut dia lagi.
Untuk konflik Israel-Palestina, pangeran berusia 32 tahun ini juga mengatakan Saudi memiliki "kekhawatiran keagamaan" terkait Masjidil Aqsa di Yerusalem. Dia juga mengatakan bahwa negaranya tidak memiliki sentimen anti-Yahudi.
Muhammad bin Salman (Foto: FAYEZ NURELDINE / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad bin Salman (Foto: FAYEZ NURELDINE / AFP)
"Negara kami tidak punya masalah dengan Yahudi. Nabi kami, Muhammad, menikahi wanita Yahudi. Tidak hanya berteman-dia menikahinya. Nabi kami, tetangganya orang Yahudi," kata MbS.
ADVERTISEMENT
"Kau akan menemukan banyak Yahudi di Arab Saudi datang dari Amerika, dari Eropa. Tidak ada masalah antara Kristen, Muslim, dan Yahudi," tegas dia lagi.
Seperti kebanyakan negara Muslim lainnya, Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Pemerintah Riyadh memegang teguh prinsip Solusi Dua Negara untuk menghentikan konflik Israel-Palestina.
Di bawah solusi ini, Israel dan Palestina hidup berdampingan sebagai dua negara dengan wilayah berdasarkan garis demarkasi 1967 sebelum Perang Enam Hari. Selama solusi damai ini belum tercipta, hubungan diplomatik tidak bisa dijalin.
Menurut MbS, jika damai tercipta maka hubungan dengan Israel baru bisa dibuka. Pangeran yang mencanangkan Saudi bebas ketergantungan minyak pada 2030 ini juga melihat banyak potensi ekonomi di Israel.
ADVERTISEMENT
"Israel memiliki perekonomian yang besar dibandingkan dengan ukurannya...tentu saja banyak kepentingan yang bisa kami bagi dengan Israel dan jika ada perdamaian, akan banyak kepentingan bersama antara Israel dan negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk dan negara-negara seperti Mesir dan Yordania," kata MbS lagi.
Tidak lama berselang setelah MbS wawancara ini dipublikasi, Raja Salman mengeluarkan pernyataan yang menyatakan Saudi akan terus mendukung pendirian negara Palestina.
Menurut kantor berita Saudi, SPA yang dikutip Reuters, pernyataan ini disampaikan Salman dalam pembicaraan telepon dengan Presiden AS Donald Trump.
"Raja Salman menegaskan posisi teguh kerajaan terhadap isu Palestina dan hak-hak yang sah dari rakyat Palestina mendirikan negara yang merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya," tulis SPA.
ADVERTISEMENT