news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Putri Eks Diktator Uzbekistan Dijebloskan ke Penjara

6 Maret 2019 16:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putri eks Presiden Uzbekistan Islam Karimov, Gulnara Karimova. Foto: AFP/MUHAMMAD SHARIF MUHAMMAD SHARIF
zoom-in-whitePerbesar
Putri eks Presiden Uzbekistan Islam Karimov, Gulnara Karimova. Foto: AFP/MUHAMMAD SHARIF MUHAMMAD SHARIF
ADVERTISEMENT
Putri mantan Presiden Uzbekistan Islam Karimov, Gulnara Karimova, dijebloskan ke penjara. Ia dituduh melangar aturan tahanan rumah.
ADVERTISEMENT
Karimova pada 2017 lalu divonis hukuman penjara 10 tahun. Namun, pada 2018 lalu hukuman Karimova diperingan menjadi lima tahun tahanan rumah.
Pada Rabu (6/3) kantor Kejaksaan Agung Uzbekistan menyatakan Karimova yang tinggal di ibu kota Thaskent berulang kali melanggar tahanan rumah yang sudah diberlakukan kepadanya.
Sejumlah aturan seperti tidak boleh berkomunikasi, menggunakan internet, dan meninggalkan rumah dilanggar olehnya.
Atas dasar tersebut, Pengadilan Uzbekistan memutuskan kembali menjebloskan Karimova ke dalam penjara sampai masa hukumannya berakhir.
Pengacara Karimova, Gregoire Manget, mengatakan kliennya tidak meninggalkan apartemen yang menjadi tempat penahanannya tapi diusir dari sana tanpa alasan jelas.
Gulnara Karimova Foto: Wikipedia
"Ia dipindahkan secara paksa dari tempat dia ditahan di Tashkent," sebut Mangeat seperti dikutip dari AFP, Rabu (6/3).
ADVERTISEMENT
"Pihak berwenang terus memberikan tekanan fisik dan psikoligis kepada dia, ini agar Karimova melepas semu hak dan propertinya di Swiss," sambungnya.
Sebelum tersandung masalah hukum, Karimova merupakan eks diplomat dan penyanyi pop ternama.
Sejumlah jabatan penting di dunia diplomasi Uzbekistan, seperti Dubes untuk Spanyol dan Kepala Perwakilan Tetap Uzbekistan di Jenewa pernah dijabatnya.
Sementara ayah Karimova, Islam Karimov selama berkuasa, sejak Uzbekistan berpisah dari Uni Soviet awal 1990an, lalu kerap disebut-sebut sebagai diktator. Ia memerintah dengan tangan besi serta memberengus kebebasan berpendapat di Uzbekistan.