PVMBG Imbau Warga Tak Beraktivitas di Wilayah Terdampak Tsunami

24 Desember 2018 16:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar dari udara kondisi Anak Gunung Krakatau. (Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar dari udara kondisi Anak Gunung Krakatau. (Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau kepada masyarakat agar tidak beraktivitas di sekitar wilayah yang terdampak tsunami. Karena, sampai saat ini, Gunung Anak Krakatau masih mengalami erupsi.
ADVERTISEMENT
“Hingga saat ini erupsi Gunung Anak Krakatau masih berlangsung terus-menerus, masyarakat di pesisir barat Banten dan pesisir selatan Lampung agar tetap waspada, dan untuk sementara waktu tidak beraktivitas di wilayah yang terlanda tsunami hingga kondisi memungkinkan,” ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami PVMBG Sri Hidayati melalui keterangan tertulisnya Selasa (24/12).
PVMBG pun telah menganalisa soal penyebab tsunami yang menerjang kawasan Banten dan Lampung. Hasil analisa tim PVMBG, tsunami diduga disebabkan oleh adanya longsor bawah laut akibat dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
Sri mengatakan, kemungkinan besar longsor bawah laut disebabkan oleh jatuhnya material erupsi Gunung Anak Krakatau. Kendati demikian, pihaknya masih akan mendalami longsoran itu lebih dalam.
ADVERTISEMENT
“Tsunami yang terjadi pada 22 Desember 2018 kemungkinan besar dipicu oleh longsoran atau jatuhnya sebagian tubuh dan material Gunung Anak Krakatau (flank collapse) khususnya di sektor selatan dan barat daya. Masih diperlukan data tambahan dan analisis lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada faktor lain yang berperan,” ujar Sri.
Menurutnya, sebelum terjadi tsunami, Gunung Anak Krakatau sudah mengalami erupsi sejak Juni 2018. Sebelumnya, disebutkan erupsi paling besar terjadi pada November 2018.
“Sebelum kejadian tsunami, erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi secara menerus sejak Juni 2018 dan berfluktuasi namun tidak ada peningkatan intensitas yang signifikan,” katanya.
Kronologi tsunami di Selat Sunda. (Foto: Anggoro Fajar Purnomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kronologi tsunami di Selat Sunda. (Foto: Anggoro Fajar Purnomo/kumparan)