PWNU Jatim Minta Jokowi Klarifikasi Ucapan Terkait Garam Madura

4 September 2019 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) meninjau tambak garam di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Foto: Dok. BPMI Setpres/Muchlis Jr
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) meninjau tambak garam di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Foto: Dok. BPMI Setpres/Muchlis Jr
ADVERTISEMENT
PWNU Jawa Timur yang mengklaim mewakili petani garam di Madura meminta Presiden Jokowi mengklarifikasi ucapannya terkait kualitas garam. Mereka mengaku tersinggung garam Madura disebut hitam dan kualitasnya di bawah garam impor.
ADVERTISEMENT
“Tidak happy, karena kami sudah bekerja dengan gembira, sudah membuat kualitas yang bagus, bahkan kualitas 3 sudah tidak diproduksi, kami sudah terima. Kami hanya membuat kualitas 1 dan kualitas 2 dibandingkan dengan produksi luar negeri tampak sekali berbeda. Padahal sebenarnya yang ada di lapangan tidak seperti itu,” ujar Ketua Badan Kemaritiman NU Jatim Mahmud Mustain saat jumpa pers di kantor PWNU Jatim, Surabaya, Rabu (4/9).
Mahmud mengatakan pemerintah perlu mengecek ulang ke lapangan atas penilaian terhadap kualitas garam Madura. Selanjutnya, Jokowi diharapkan bisa mengklarifikasi ucapannya.
“Harapannya adalah supaya ada klarifikasi, supaya rasa duka kami itu diobati dan keadaan real yang bisa disampaikan langsung di masyarakat,” ucap Mahmud.
Selain itu mereka meminta pemerintah memberikan perhatian ke petani garam di Madura. Ia berharap Madura yang sejak zaman dulu terkenal sebagai wilayah penghasil garam bisa menjadi sentra khusus garam.
ADVERTISEMENT
“(Bisa) menjadikan Madura sebagai sentra khusus garam, karena selama ini belum ada. Padahal ini dari zaman dulu kita kenal Madura itu adalah pulau garam,” tambahnya.
Ilustrasi petambak memanen garam. Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Mahmud juga menagih janji Gubenur Khofifah Indar Parawansa untuk mendorong pemerintah pusat menjadikan Madura sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) garam. Selain itu, membuat regulasi terkait penyerapan garam rakyat sehingga harga di pasaran stabil.
“Tuntutan yang tidak mengada-ada dan ini belum dilakukan oleh pemerintah. Kami mengimbau dengan adanya seperti ini, mengimbau pemerintah untuk menjadikan Madura itu sebagai kawasan ekonomi khusus garam sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama mayoritas petambak garam adalah Nahdliyin, warga kami,” kata Mahmud.
Mahmud menilai Madura sudah siap menjadi zona KEK garam. Sebab, kata dia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah memiliki rancangan zona KEK garam untuk Pamekasan. Selain itu, ditopang pula dengan pusat studi garam di Universitas Trunojoyo, Bangkalan, Madura.
ADVERTISEMENT
“Dan keinginan itu tidak asal karena kami sudah ada data dan support dari Badan Riset KKP, itu sudah punya pusat desain unggulan di Pamekasan dan itu tinggal membuat kawasannya. Kita juga sudah ada juga partner kita di Universitas Trunojoyo Madura, itu studi garam sudah kursus sertifikasi di sana. Jadi saya kira sudah kuat KEK di Madura bisa diwujudkan,” paparnya.
Presiden Jokowi sebelumnya membandingkan kualitas garam Madura saat meninjau produksi petambak di Kupang, NTT, Rabu (21/8). Dia bilang bahwa garam yang dihasilkan di Desa Nunkurus memiliki kualitas yang sangat baik, sama dengan yang diproduksi Australia. Bahkan garam tersebut masuk ke dalam kategori garam industri.
“Tadi saya ditunjukkan beberapa perbandingan garam yang diambil dari luar dibawa ke sini. Yang dari Madura, yang dari Surabaya, dan dari Australia. Memang hasilnya di sini lebih bagus, lebih putih, bisa masuk ke garam industri, dan kalau diolah lagi bisa juga menjadi garam konsumsi,” kata Jokowi.
ADVERTISEMENT