Qatar Berencana Beli Senjata Rusia, Arab Saudi Ancam Berperang

2 Juni 2018 14:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raja Salman (Foto: Mohamed Abd El Moatey/Egyptian Presidency via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Raja Salman (Foto: Mohamed Abd El Moatey/Egyptian Presidency via AP)
ADVERTISEMENT
Pertikaian Arab Saudi dan Qatar kian memanas. Setelah pada 2017, Saudi mempelopori blokade Timur Tengah ke negara tetangganya, perseteruan kedua negara ini memasuki babak baru yang berpotensi menciptakan ancaman perang.
ADVERTISEMENT
Pada Jumat (1/6) Saudi mengeluarkan ancaman kepada Qatar. Mereka tak segan untuk memakai cara militer jika Qatar membeli sistem pertahan Rusia S-4000.
Emir Qatar Tamim bin Hamad al-Thani (Foto: Reuters/Faisal Al Nasser)
zoom-in-whitePerbesar
Emir Qatar Tamim bin Hamad al-Thani (Foto: Reuters/Faisal Al Nasser)
Ancaman itu terbongkar dari surat yang dikirimkan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz kepada Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Dalam surat itu Raja Salman begitu prihatin atas rencana Qatar pembelian sistem pertahanan udara.
Raja Saudi, meminta Prancis menekan Qatar agar mengurungkan niatnya membeli senjata Rusia. Menurut Raja Salman, akusisi yang akan dilakukan Doha berbahaya bagi keamanan Arab Saudi.
"Kerajaan siap mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghilangkan sistem pertahanan mereka, termasuk aksi militer," sebut Raja Salman dalam suratnya kepada Macron seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (2/6).
Surat Raja Salman kepada Presiden Prancis bersifat tertutup. Namun, media Prancis Le Monde berhasil mendapatkan surat tersebut dari sumber dalam istana kepresidenan Prancis Elysee Palace.
ADVERTISEMENT
Pembelian senjata, terungkap lewat komentar Dubes Rusia untuk Qatar Januari lalu. Di awal tahun ini, pejabat Rusia itu menyebut proses pembelian masih dalam proses penjajakan awal.
Rencana pembelian senjata merupakan tindak lanjut penandatanganan perjanjian militer antara Rusia dan Qatar pada Oktober 2017. Kesepakatan terjalin saat Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu melakukan kunjungan resmi ke Doha.