QnA: Mengapa Demonstrasi Berujung Maut Terjadi di Iran?

2 Januari 2018 14:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Demo di Iran (Foto: AFP/STR )
zoom-in-whitePerbesar
Demo di Iran (Foto: AFP/STR )
ADVERTISEMENT
Aksi protes di Iran berujung maut dengan kematian 13 orang demonstran. Tidak hanya di ibu kota Teheran, demonstrasi yang diikuti ribuan orang juga terjadi di kota Tabriz, Isfahan, Shiraz, dan puluhan kota lainnya.
ADVERTISEMENT
Ini adalah demonstrasi terbesar di Iran setelah aksi protes 2009 usai pemilu. Delapan tahun lalu, sedikitnya 72 orang tewas dalam aksi menentang terpilihnya kembali Mahmoud Ahmadinejad sebagai presiden.
Seperti pada 2009, demonstrasi kali ini juga menggoyang pemerintahan Teheran, bahkan kepemimpinan Ayatullah Khamenei. Isu perekonomian yang mencekik warga Iran melebar jadi seruan mundurnya Presiden Hassan Rouhani dan digulingkannya kepemimpinan Khamenei.
Kapan sih demonstrasi di Iran bermula?
Dikutip dari Reuters, demonstrasi anti pemerintah yang jarang terjadi di Iran ini bermula pada Kamis, 28 Desember 2017, di kota Mashhad, timurlaut Iran. Tidak butuh waktu lama sampai aksi ini menyebar ke berbagai kota lainnya, termasuk Teheran.
Pasalnya, penderitaan masyarakat sama, yaitu harga-harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi. Telur naik harganya hingga 40 persen pekan lalu, dan rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar tahun ini semakin membakar amarah.
Demonstrasi berlangsung ricuh di Teheran, Iran. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Demonstrasi berlangsung ricuh di Teheran, Iran. (Foto: Reuters)
Demonstrasi juga memprotes tingginya angka pengangguran di Iran dan penipuan investasi. Massa juga menuding pemerintah korup, hidup senang sementara rakyat mengencangkan ikat pinggang.
ADVERTISEMENT
Kemarahan dialamatkan untuk Khamenei dan Rouhani.
Sebagai catatan, sejak revolusi 1979 yang dipimpin Ayatullah Ali Khamenei, Iran dipimpin oleh dua kepemimpinan, yaitu Ayatullah sebagai pemimpin tertinggi Syiah Iran dan pemerintahan Republik yang saat ini dipimpin Rouhani. Pada praktiknya, pemerintah tunduk di bawah kaki Ayatullah.
"Matilah Khamenei", "Matilah Rouhani", "Pergilah para ulama", terdengar nyaring di berbagai aksi di Negara Para Mullah itu pekan ini. Demonstran mulai menggoyang sistem dua pemerintahan -ulama dan republik- di Iran.
Memang ekonomi Iran seperti apa sih?
Sebenarnya perekonomian Iran tidak hancur-hancur amat. Pertumbuhan terjadi dan inflasi turun sejak Rouhani memimpin pada 2013. IMF seperti dikutip dari CNN memprediksi perekonomian Iran meningkat 4,2 persen hingga Maret 2018. Inflasi tahunan juga diprediksi turun 10 persen dari sebelumnya 34 persen.
ADVERTISEMENT
Iran juga diuntungkan dengan pencabutan sebagian embargo dan sanksi Barat terkait program nuklir, sesuai kesepakatan dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada 2016.
Namun berbagai perkembangan ekonomi itu justru tidak dirasakan sebagian besar masyarakat Iran, harga kebutuhan pokok malah naik, harga bahan bakar tahun ini akan dinaikkan hingga 50 persen.
Angka pengangguran di Iran mencapai 12,4 persen tahun fiskal kali ini, naik 1,4 poin dari tahun sebelumnya. Pengangguran di usia muda mencapai 28,8 persen tahun ini, angka tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Banyak para pemuda Iran yang terpelajar dan ahli dalam berbagai bidang, tapi kesempatan kerja sangat minim. Pengangguran di usia muda mencapai 28,8 persen tahun ini, angka tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Akibat tidak adanya peluang kerja, menurut Menteri Ilmu Pengetahuan Iran Reza Faraji Dana dalam kutipannya pada 2014 lalu, sebanyak 150 ribu kaum terpelajar Iran pindah ke negara lain setiap tahunnya.
Apa tuntutan demonstran?
Para demonstran di Iran menuntut upah yang lebih tinggi dan penyelidikan korupsi di pemerintahan. Kebanyakan mereka juga menuding pemasukan Iran banyak yang justru digelontorkan ke luar negeri ketimbang digunakan untuk menyejahterakan rakyat.
Iran andil dalam berbagai konflik di Timur Tengah dengan memberi bantuan finansial dan persenjataan. Menurut Al Jazeera, Iran mengalokasikan miliaran dolar AS dari pemasukan minyak dan gas untuk membantu rezim Bashar al-Assad di Suriah, Hizbullah di Lebanon, militan Syiah di Irak, dan pemberontak Houthi di Yaman.
ADVERTISEMENT
Rakyat Iran menganggap uang negara justru mengalir keluar, sementara perekonomian dalam negeri morat-marit.
Siapa pemimpin demonstrasi kali ini?
Tidak seperti demo tahun 2009, aksi protes kali ini berlangsung spontan tanpa kepemimpinan yang jelas. Ini justru berbahaya karena pemerintah tidak tahu skenario apa yang akan dilakukan untuk membendung demonstran.
Pada 2009, aksi massa bisa diredam dengan menangkapi para pemimpin oposisi dan menempatkan mereka dalam tahanan rumah. Ketika itu Iran juga menurunkan Basij, pasukan elit Garda Revolusi Iran, untuk membubarkan massa, berujung pada tewasnya puluhan orang.
Tapi kali ini berbeda, tidak diketahui pemimpin aksi protes jalanan.
Protes kali ini juga bikin takut pemerintahan Ayatullah. Pasalnya, protes yang dilandasi kesulitan ekonomi jugalah yang telah menggulingkan Shah Reza Pahlevi pada revolusi 1979.
ADVERTISEMENT
Beberapa demonstran bahkan meneriakkan kata-kata "Reza Shah, diberkatilah engkau!" semakin mengancam kepemimpinan Khamenei.
Bagaimana respons pemerintah Iran?
Rouhani memang telah memperingatkan akan menindak tegas para perusuh, tapi praktiknya di lapangan berbeda. Aparat dianggap menahan diri, walau banyak korban tewas atau terluka.
Dewan Keamanan Nasional Iran telah menggelar rapat darurat dan memutuskan memblokir sosial media dan aplikasi berbagi pesan di ponsel.
Demonstrasi berlangsung ricuh di Teheran, Iran. (Foto: Social media via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Demonstrasi berlangsung ricuh di Teheran, Iran. (Foto: Social media via Reuters)
Ini bisa dimengerti. Pasalnya dalam berbagai aksi protes di seluruh dunia, terbesar pada Arab Spring pada 2011 lalu, media sosial berperan sangat besar dalam mengumpulkan massa dan menyebar propaganda.
Basij juga terlihat meletakkan baton dan tameng mereka, berpakaian sipil, namun tidak menindak massa seperti pada 2009.
ADVERTISEMENT
Untuk saat ini, pemerintah juga menangguhkan rencana menaikkan harga bahan bakar dan memberikan bantuan langsung tunai pada warga miskin. Pemerintah Rouhani juga berjanji akan meningkatkan lapangan pekerjaan dalam beberapa tahun ke depan.
Protes Anti Pemerintahan di Iran (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Protes Anti Pemerintahan di Iran (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)