Quick Count CSIS Paling Akurat: Penantang Gagal Buktikan Kami Curang

22 Mei 2019 7:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengamat Politik CSIS, Arya Fernandes dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk 'Menakar Efektivitas Debat Capres dalam Meraih Suara' di gedung parlemen DPR RI, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengamat Politik CSIS, Arya Fernandes dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk 'Menakar Efektivitas Debat Capres dalam Meraih Suara' di gedung parlemen DPR RI, Jakarta. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
KPU telah mengumumkan rekapitulasi nasional Pemilu 2019. Real count KPU menunjukkan paslon 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul atas penantangnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
ADVERTISEMENT
Jokowi-Ma'ruf menang di 21 provinsi dengan perolehan 85.607.362 suara atau 55,50%. Sementara paslon 02 unggul di 13 provinsi dengan raihan angka 44,50% atau 68.650.239 suara.
Keunggulan Jokowi-Ma'ruf sudah diprediksi banyak lembaga survei sebelumnya. Centre for Strategic and International Studies (CSIS)-Cyrus Network, LSI Denny JA, Poltracking, Litbang Kompas, Median, hingga Saiful Mujani Research Center (SMRC) menyebut Jokowi-Ma'ruf unggul di kisaran 54-55 persen.
Dari banyaknya lembaga survei itu, hitung cepat (quick count) CSIS berada di posisi angka paling mendekati KPU. Dengan data 100 persen, QC CSIS hanya selisih 0,12 persen dari real count.
Berikut hasil quick count Pilpres 2019:
CSIS & Cyrus (suara masuk 100%)
Jokowi-Ma'ruf: 55,62%
Prabowo-Sandi: 44,38%
ADVERTISEMENT
Indo Barometer (suara masuk 99,83%)
Jokowi-Ma'ruf: 54,35%
Prabowo-Sandi: 45,65%
Charta Politika (suara masuk 100%)
Jokowi-Ma'ruf: 54,71%
Prabowo-SandiL 45,29%
LSI Denny JA (suara masuk 100%)
Jokowi-Ma'ruf: 55,71%
Prabowo-Sandi: 44,29%
Median (suara masuk 98,02%)
Jokowi-Ma'ruf: 54,59%
Prabowo-Sandi: 45,41%
Litbang Kompas (suara masuk 97%)
Jokowi-Ma'ruf: 54,52 %
Prabowo-Sandiaga: 45,48%
Poltracking (suara masuk 99,3%)
Jokowi-Ma'ruf: 54,87 %
Prabowo-Sandi: 45,13%
Peneliti departemen politik dan perubahan sosial dari lembaga CSIS, Arya Fernandes, mengatakan, metode quick count di Indonesia sudah teruji sejak Pilpres 2004 dan Pilkada Serentak 2005. Quick count membuktikan bahwa pengambilan sample sudah tepat dan mewakili populasi secara proporsional.
"Pihak penantang gagal membuktikan tuduhan kecurangan dengan tidak kuatnya bukti di persidangan Bawaslu, dan ditolak oleh Bawaslu," ujar Arya saat dihubungi kumparan, Rabu (22/5).
ADVERTISEMENT
Arya memastikan lembaganya menggunakan sample dengan jumlah pemilih/TPS dan mempertimbangkan karakteristik daerah dengan sangat presisi, walau hanya menggunakan sample variatif.
"Para enumerator di lapangan harus di-training terlebih dahulu dan familiar dengan penggunaan aplikasi hitung cepat. Dua hari sebelum hari H enumerator harus sudah mengetahui dan mengecek ke lokasi sample TPS," tutur Arya.
Arya menyebut, bukti keakuratan quick count pemilu telah membantahkan segala tudingan kubu penantang. Selama proses pemilu, enam lembaga survei itu dilaporkan ke Bareskrim Polri atas dugaan kebohongan publik karena memenangkan Jokowi.