Racauan Ratu Ubur-ubur: Dari Sukarno, Muhammad, Hingga Jokowi

14 Agustus 2018 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Pemimpin Kerajaan Ubur-ubur akhirnya menampakkan diri. Dalam sebuah video yang diterima kumparan dari polisi, tampak seorang perempuan berpakaian biru yang meracau tak jelas.
ADVERTISEMENT
Perempuan itu tak lain merupakan Ratu Ubur-ubur yang bernama Aisah Tusalamah Baiduri Intani. Tak jelas video itu diambil kapan, namun yang pasti, dalam video itu Aisah membeberkan sejumlah pernyataan yang sulit diterima akal sehat.
"Halo Sampurasun semua putra-putiku, kita kembali lagi ya bertemu denganku. Ya seperti biasa rencana manusia tinggal rencana ya. Tapi ternyata Tuhan memberikan petunjuk kepadaku agar disampaikan kepada pemerintah," kata Aisah membuka percakapan.
Aisah Tusalamah Baiduri Intan, Ratu Kerajaan Ubur-ubur, Meracau Tak Jelas (Foto: istimewa)
Dalam sebuah video berdurasi 19 menit 41 detik itu, Aisah bicara panjang lebar mengenai DN Aidit, Cut Nyak Dien, Sukarno, Nabi Muhammad hingga Presiden Jokowi. Dia bahkan menyebut menerima wahyu bahwa Jokowi merupakan sosok Satria Piningit.
"Aku datang bukan ingin dipercaya, karena kalau harus dipercaya maka aku harus berhijab dan aku harus jaga imej, tapi aku datang tidak untuk itu. Ngomong di video pun aku tidak mandi," tambahnya.
ADVERTISEMENT
"Kalian ga usah banyak ngomonglah, orang gila ini kenapa sampai sekarang masih bertahan. Ngaku inilah ngaku itulah tapi ga ada yang nyiduk aku. Malah semua menyayangi aku termasuk Pak Jokowi pun," timpalnya.
Suasana di Kediaman Kerajaan Ubur-ubur, Banten, Selasa (14/8/2018). (Foto: Irish Tamzil/kumparan)
Saat ini, MUI Kota Serang mencatat bahwa ada tiga kesesatan dan enam penyimpangan yang dilakukan Kerajaan Ubur-ubur. Beberapa diantaranya adalah: Menyebut Muhammad adalah wanita, Ka'bah bukan kiblat umat Islam, mengaku sebagai perwujudan Allah, hingga mengklaim sebagai jelmaan Nyi Roro Kidul.
Namun, Kerajaan Ubur-ubur masih tegak berdiri di di Lingkungan Tower Indah Sayabulu RT 02/RW 07, Serang, Banten. Jumlah pengikutnya ada sekitar 12 orang. Saat dimediasi oleh MUI pada Senin (13/8), pemimpin sekte tersebut justru mengusir perwakilan MUI. Namun pihak MUI masih membuka ruang agar mereka bertaubat.
ADVERTISEMENT