Radiasi Nuklir Korut Bikin Bayi Lahir Cacat dan Pepohonan Mati

8 November 2017 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korea Utara saat malam hari (Foto: AFP/Ed JONES)
zoom-in-whitePerbesar
Korea Utara saat malam hari (Foto: AFP/Ed JONES)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ambisi Korea Utara memiliki senjata nuklir untuk melindungi negara justru menyengsarakan rakyatnya. Akibat radiasi pada uji nuklir, banyak bayi-bayi yang lahir cacat di Korut dan pepohonan sulit tumbuh.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini terjadi dekat lokasi enam uji nuklir bawah tanah Korut, tepatnya di kota Kilju, provinsi Hamgyong Utara. Dampak radiasi nuklir disampaikan oleh sekitar 21 pembelot Korut yang pernah tinggal di Kilju dalam wawancara dengan lembaga The Research Association of Vision of North Korea di Seoul.
Dikutip dari koran Chosun Ilbo awal pekan ini, mereka mengatakan 80 persen pepohonan yang ditanam di wilayah itu mati, sumur bawah tanah kering, dan bayi lahir cacat.
"Saya mendengar dari kerabat di Kilju, bayi-bayi cacat lahir di rumah sakit di sana," kata seorang pembelot yang tidak ingin disebut namanya.
Ilustrasi bayi menangis. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi menangis. (Foto: Thinkstock)
Warga di Kilju juga khawatir mata air yang keluar dari Gunung Mantap di Punggye-ri, tempat uji nuklir, telah terkontaminasi radiasi. Akibat ledakan bawah tanah, sumur-sumur juga kering.
ADVERTISEMENT
"Saya berbicara melalui telepon dengan keluarga yang saya tinggalkan, dan mereka mengatakan semua sumur bawah tanah kering setelah uji nuklir keenam," ujar pembelot lainnya.
Ikan trout dan jamur matsutake yang jadi khas Kilju juga menghilang usai uji nuklir pertama tahun 2006.
"Jika menanam pohon di gunung, 80 persen akan mati. Memang ini barangkali terjadi akibat salah tanam, tapi jumlah pohon yang mati lebih tinggi di sini dibanding gunung lainnya," ujar pembelot lainnya yang pernah bekerja di badan kehutanan Kilju.
Kementerian Persatuan Korea di Seoul telah melakukan uji kontaminasi radiasi terhadap 30 pembelot Korut dari Kilju sejak bulan lalu.
Kim Jong Un dan senjata nuklir Korea Utara (Foto: North Korea's Korean Central News Agency (KCNA)/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Kim Jong Un dan senjata nuklir Korea Utara (Foto: North Korea's Korean Central News Agency (KCNA)/Reuters)
Tidak Ada Peringatan
Wilayah Kilju dihuni keluarga tentara dan para petani. Diskriminasi antara kedua kelas masyarakat ini sangat terang. Jika uji nuklir dilakukan, warga yang diberi peringatan hanya keluarga para tentara, sedangkan petani tidak tahu apa-apa, bahkan dipekerjakan paksa.
ADVERTISEMENT
"Saat uji nuklir pertama (2006) dan kedua (2009), hanya keluarga tentara yang dievakuasi ke bungker bawah tanah. Warga biasa tidak tahu soal uji nuklir tersebut," kata pembelot lainnya.
"Sebelum uji nuklir, di antara dua pengujian detonator, warga dikerahkan untuk menggali lubang. Saya melihat sendiri mayat-mayat mengambang di sungai dengan perut yang tercabik," lanjut dia.
Aparat di Kilju juga melarang warga untuk keluar dari wilayah itu setelah uji nuklir, terutama ke Pyongyang. Diduga hal ini dilakukan agar kontaminasi radiasi tidak menyebar ke ibu kota. Aparat juga tidak ingin kabar soal kondisi buruk yang ada di Kilju menyebar ke daerah lain.
"Mereka yang naik kereta dengan sampel tanah, air, atau dedaunan dari Kilju akan ditangkap dan dipenjara di kamp konsentrasi."
ADVERTISEMENT