Raja Salman Diisukan Berikan Takhta Kepada Anaknya Mulai Minggu Depan

19 November 2017 16:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhammad bin Salman (Foto: FAYEZ NURELDINE / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad bin Salman (Foto: FAYEZ NURELDINE / AFP)
ADVERTISEMENT
Raja Salman diisukan akan mengangkat anaknya, Mohammad bin Salman, sebagai Raja Saudi yang baru mulai minggu depan.
ADVERTISEMENT
Kabar tersebut dihembuskan oleh Daily Mail, yang mengaku mengetahuinya dari sumber yang dekat dengan keluarga kerajaan. Apabila benar terjadi, keputusan ini akan menjadi langkah pamungkas Mohammad bin Salman (MBS) dalam upayanya meraih kekuasaan di Saudi yang sudah dimulai sejak beberapa waktu terakhir.
“Bila tidak terjadi peristiwa dramatis, Raja Salman akan mengumumkan MBS sebagai Raja Arab Saudi minggu depan,” sebut sumber rahasia tersebut, seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (19/11).
Mohammed bin Salman. (Foto: AP Photo/Hasan Jamali)
zoom-in-whitePerbesar
Mohammed bin Salman. (Foto: AP Photo/Hasan Jamali)
MBS adalah putra dari istri ketiga Raja Salman, Fahda binti Falah Al Hithleen Al Ajami. Karir politik MBS mulai diperhatikan ketika ia ditunjuk ayahnya sebagai Menteri Pertahanan pada 2015.
Saat menempati posisi penting ini, MBS beperan banyak dalam aktivitas Saudi dalam perang di Yaman. Bahkan, The New York Times pernah menuliskan bahwa MBS mengambil keputusan menyerang kelompok militan Houthi di Yaman tanpa koordinasi dengan pemimpin militer Saudi lainnya.
ADVERTISEMENT
Dua tahun menjadi Menteri Pertahanan, secara mengejutkan MBS diangkat sebagai putra mahkota menggantikan Mohammad bin Nayef. Nayef, yang sebenarnya aktif menangani pemberantasan terorisme di Saudi sejak 1999 dengan posisinya sebagai Menteri Dalam Negeri, tak kuasa menghadang laju MBS yang 27 tahun lebih muda darinya itu. Nayef pun, mau tak mau, bersumpah setia kepada putra mahkota yang baru.
Langkah MBS memastikan tampuk kekuasaan menjadi miliknya seorang mencapai puncaknya di sepanjang Oktober 2017 lalu. Ia melakukan manuver politik yang amat berani dengan memenjarakan 40 pangeran dan beberapa menteri dengan tuduhan keterlibatan di kasus korupsi.
Mohammed bin Salman dan Vladimir Putin (Foto: REUTERS/Pavel Golovkin)
zoom-in-whitePerbesar
Mohammed bin Salman dan Vladimir Putin (Foto: REUTERS/Pavel Golovkin)
Sebelumnya, MBS juga aktif melakukan kunjungan kenegaraan dengan mendatangi negara-negara besar macam Amerika Serikat, Rusia, dan China. Dalam kunjungan tersebut, MBS terus menggaungkan Visi Saudi 2030 --upaya transformasi ekonominya yang berupaya mengeluarkan Saudi dari ketergantungan pada sektor minyak sebagai sumber utama pendapatan negara.
Mohammed bin Salman dan Donald Trump (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)
zoom-in-whitePerbesar
Mohammed bin Salman dan Donald Trump (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)
Maka, ketika MBS melakukan manuver “bersih-bersih” terhadap pihak-pihak yang kemungkinan menjadi rival politiknya di masa depan, MBS tetap mendapatkan dukungan dari dunia internasional. Donald Trump misalnya, tetap percaya bahwa MBS tahu apa yang ia lakukan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Raja Salman sendiri hanya akan memegang posisi seremonial sebagai Penjaga Dua Masjid Suci --Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Banyak yang menilai, bahwa pergeseran kekuasaan ini hanya menunggu waktu. Hal tersebut didasarkan faktor kondisi kesehatan Raja Salman yang terus memburuk selama dua tahun terakhir karena mengalami dementia (gangguan ingatan).
Raja Salman, yang bernama lengkap Salman bin Abdulaziz bin Abdul Rahman bin Faisal bin Turki bin Abdullah bin Mohammed bin Saud sebetulnya memiliki karier politik yang gemilang.
Sebelum menjadi raja Arab Saudi, Raja Salman pernah menjabat sebagai wakil gubernur dan gubernur Riyadh selama 48 tahun (1963-2011). Raja Salman pun pernah menjabat sebagai putra mahkota dalam kurun waktu Juni 2012 sampai Januari 2015.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Raja Salman juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan dalam kurun waktu November 2014 hingga Januari 2015. Dengan meninggalnya Raja Abdullah, Salman resmi dilantik sebagai Raja Arab Saudi mulai tanggal 23 Januari hingga saat ini.
Raja Salman menyapa warga di Masjid Istiqlal. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.)
zoom-in-whitePerbesar
Raja Salman menyapa warga di Masjid Istiqlal. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.)
Menurut sumber yang sama dari Daily Mail, setelah resmi dilantik menjadi Raja Saudi, MBS akan memberikan perhatian lebih terhadap negara Iran.
Salah satu penyebabnya adalah isu radikalisme, dengan Iran yang terus mendukung kelompok militan macam Hezbollah di Lebanon dan Houthi di Yaman.
Bahkan, Saudi di bawah MBS tak akan ragu menurunkan kekuatan militer untuk menghadapi ancaman-ancaman tersebut apabila diperlukan.