Referendum di Mesir, Kekuasaan El-Sisi Berpotensi Semakin Kuat

20 April 2019 10:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang warga Mesir mengacungkan jempolnya dan menunjukkan foto Presiden Abdel Fattah al-Sisi di kedutaan Mesir. Foto: AFP/Yasser Al-Zayyat
zoom-in-whitePerbesar
Seorang warga Mesir mengacungkan jempolnya dan menunjukkan foto Presiden Abdel Fattah al-Sisi di kedutaan Mesir. Foto: AFP/Yasser Al-Zayyat
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sabtu (20/4) warga Mesir berbondong-bodong pergi ke bilik suara. Mereka ikut serta dalam referendum untuk memperpanjang masa tugas Presiden Abdel Fattah el-Sisi.
ADVERTISEMENT
Referendum itu dikecam kelompok HAM dari dalam maupun luar negeri. Sebab, pemungutan suara tersebut diduga merupakan akal-akalan el-Sisi demi terus berkuasa di Mesir.
Dalam konstitusi yang saat ini berlaku di Mesir masa pemerintahan el-Sisi akan berakhir pada 2024. Namun, jika referendum berhasil menyetujui penambahan periode pemerintahan maka el-Sisi dapat kembali menjabat enam tahun lagi setelah 2024.
Bukan cuma penambahan masa jabatan, referendum Mesir juga akan membuat el-Sisi punya kontrol penuh terhadap sistem hukum dan memberikan pengaruh lebih militer terhadap politik Mesir.
Warga negara Mesir memberikan suara mereka dalam referendum tentang amandemen konstitusi. Foto: AFP/Yasser Al-Zayyat
Walau mendapat kecaman, referendum itu ternyata mendapat dukungan dari beberapa lapisan masyarakat dan negara-negara di Barat.
Sejumlah pemegang hak suara, termasuk seorang bankir Ramez Raouf memandang el-Sisi sebagai sosok penjaga stabilitas di Mesir.
ADVERTISEMENT
"Dengar, saya menentang upaya perpanjangan masa jabatan presiden, tapi saya akan tetap memberikan dukungan," sebut Ramez, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (20/4).
"Itu karena militer akan melindungi warga sipil dan ini penting bagi saya," sambung dia.
Seorang pria berjalan melewati foto Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi. Foto: Reuters/Mohamed Abd El Ghany
Sementara itu, lembaga think tank di Mesir Soufan Center memandang hasil referendum bakal menguntungkan bagi el-Sisi dan kroninya.
"Efek utamanya adalah memperkuat cengkraman el-Sisi terhadap rezim politik di Mesir, dan negara ini dapat menjadi autokrat dibanding era (Hosni) Mubarak," sebut pernyataan Soufan Center.
El-Sisi merebut kekuasaan di Mesir lewat kudeta terhadap presiden yang didukung kelompok Muslim, Mohamed Morsi, pada 2013.
Di tahun berikutnya el-Sisi terpilih menjadi Presiden. Pada Maret 2018, el-Sisi kembali menang pemilu dengan perolehan suara mencapai 97 persen.
ADVERTISEMENT