Rekomendasi Prabowo-Sandi Terkait Melemahnya Rupiah

7 September 2018 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Kartanegara, Jakarta, Jumat (7/9) (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Kartanegara, Jakarta, Jumat (7/9) (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pasangan bakal capres dan cawapres, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, mengungkapkan pernyataan sikap politik terkait masalah ekonomi, khususnya pelemahan kurs rupiah yang signifikan. Isu itu dibahas dalam pertemuan yang berlangsung 5 jam sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Kami melakukan pembahasan sejak 16.30 WIB, sampai beberapa saat lalu, khususnya membahas dan menyikapi keadaan ekonomi kita. Terutaman dengan perkembangan pelemahan rupiah kita," kata Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jaksel, Jumat (7/9).
Ia menuturkan, dari pertemuan tersebut dihasilkan beberapa poin pernyataan yang telah didiskusikan secara mendalam dengan pakar dan pelaku ekonomi. Sebab, ia mengaku tidak ingin mengeluarkan pernyataan yang belum diperhitungkan sebelumnya.
"Setelah kita bahas mendalam, kita hasilkan suatu pernyataan yang mencerminkan sikap politik kita menghdapi situasi seperti ini. Kita sudah menyiapkan suatu pernyataan politik," ucapnya.
Sandiaga Uno cawapres Prabowo Subianto di Kartanegara, Jakarta, Jumat (7/9) (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno cawapres Prabowo Subianto di Kartanegara, Jakarta, Jumat (7/9) (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Berikut pernyataan sikap politik koalisi Prabowo-Sandi yang disampaikan oleh bakal cawapres Sandiaga Uno:
1. Kami amat prihatin dengan melemahnya kurs rupiah yang berkepanjangan yang tentunya memberatkan perekonomian nasional, khususnya rakyat kecil yang cepat atau lambat harus menanggung kenaikan harga-harga kebutuhan pokok termasuk harga kebutuhan makanan sehari-hari rakyat kecil, seperti: tahu - tempe.
ADVERTISEMENT
2. Melemahnya kurs rupiah yang berkepanjangan itu karena lemahnya fundamental ekonomi kita yaitu :
a. Defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan (current account deficit).
b. Sektor manufakturing yang menurun dan pertumbuhan sektor manufakturing yang di bawah pertumbuhan ekonomi. Sektor manufakturing yang pernah mencapai hampir 30% PDB pada tahun 1997, sekarang tinggal 19% PDB. Hal ini tentu mengganggu ketersediaan lapangan kerja dan ekspor kita.
3. Melemahnya fundamental ekonomi ini tidak terlepas dari hemat kami bahwa selama ini terjadi suatu kekeliruan dalam orientasi dan strategi pembangunan ekonomi. Antara lain tidak berhasilnya pemerintah dalam mendayagunakan kekuatan ekonomi rakyat sehingga kebutuhan pangan semakin tergantung pada impor seperti Beras, Gula, Garam, Bawang Putih, dll.
ADVERTISEMENT
4. Pemerintah perlu lebih waspada dan mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi keadaan yang dihadapi antara lain :
a. Mendayagunakan ekonomi nasional untuk mengurangi impor pangan dan impor barang konsumsi yang tidak urgent, bersifat pemborosan, dan barang mewah yang ikut mendorong kenaikan harga-harga bahan pokok.
b. Mengurangi secara signifikan pengeluaran-pengeluaran APBN & APBD yang bersifat konsumtif, seremonial, dan yang tidak mendorong penciptaan lapangan kerja.