Rektor UGM Bantah Ancam DO Panitia Seminar Sudirman Said

16 Oktober 2018 0:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor UGM, Panut Mulyono (Foto: Arfiansyah Panji/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rektor UGM, Panut Mulyono (Foto: Arfiansyah Panji/kumparan)
ADVERTISEMENT
Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Panut Mulyono membantah adanya ancaman untuk memberhentikan atau drop out kepada mahasiswa terkait seminar Kebangsaan Kepemimpinan Era Milenial. Dalam seminar berlangsung pada Jumat (12/10), juru kampanye Prabowo-Sandi yaitu Sudirman Said dan Ferry Mursyidan Baldan menjadi pembicaranya.
ADVERTISEMENT
“Baik pengurus fakultas maupun pengurus universitas sama sekali tidak pernah pengancam DO, dan tidak pernah ada pernyataan bahwa mahasiswa yang menjadi panitia itu diancam untuk DO,” terang Panut dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Senin (15/10).
Kabar adanya tekanan agar UGM membatalkan seminar itu juga dibantah Panut. Pembatalan izin acara itu ditegaskannya karena ada ada ketidaksesuaian prosedur. Menurutnya, tidak ada kaitanya pembatalan seminar itu dengan kontestasi politik.
“UGM sebagai kampus nasional senantiasa bertindak netral dalam menyikapi perhelatan politik di negeri ini,” tegasnya.
Sedangkan Dekan Fakultas Perternakan UGM Ali Agus menyebutkan, tidak diberikannya izin menggunakan auditorium fakultasnya karena ada kesalahan prosedur pengajuan peminjaman tempat. Panitia seminar, kata Ali, mengajukan peminjaman auditorium pada Kamis (11/10) secara lisan.
ADVERTISEMENT
“Untuk pihak luar prosedurnya memang berbeda. Surat permohonan seharusnya diajukan sekurang-kurangnya 7 hari sebelumnya, sementara untuk acara ini baru diajukan 2 hari sebelumnya. Siapa pun pembicaranya, prosedurnya seperti itu,” paparnya.
Surat izin seminar kebangsaan di UGM. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Surat izin seminar kebangsaan di UGM. (Foto: Dok. Istimewa)
Selain itu, saat pengajuan izin, panitia mengaku acara itu diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Perternakan. Belakangan, diketahui acara itu bukan diselenggarakan BEM.
Senada dengan Ali, Ketua BEM Fakultas Perternakan UGM Angger M Ghozwan Hanif membantah seminar tersebut diselenggarakan organisasinya. Angger mengaku hanya membantu panitia seminar itu untuk mengurus izin peminjaman tempat.
“Dalam poster yang tersebar ada kesalahan karena logo BEM diletakkan paling atas sehingga ada kesan ini adalah kegiatan BEM. Saya tegaskan ini bukan kegiatan BEM, kami hanya membantu panitia dalam mengurus permohonan izin,” ucap Angger.
Seminar kebangsaan Sudirman Said dan Ferry Mursyidan di UGM. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Seminar kebangsaan Sudirman Said dan Ferry Mursyidan di UGM. (Foto: Dok. Istimewa)
Angger juga menuturkan, telah meminta panitia untuk berkoordinasi kepada pihak dekanat terkait penyelenggaraan acara ini. Namun, panitia tidak berkoordinasi lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan, Djagal Wiseso Marseno mengungkapkan, peristiwa ini menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa untuk belajar bertanggung jawab atas apa yang sudah dikerjakan.
UGM menurutnya terbuka untuk menyediakan panggung bagi diskusi-diskusi yang melibatkan tim sukses masing-masing kandidat pemilihan presiden jika diselenggarakan dalam kerangka akademis dan dengan prosedur yang tepat.
“Silakan bagi pihak-pihak mana pun yang ingin melakukan diskusi. Tugas kampus adalah untuk menggali keilmuan termasuk ilmu politik,” ujar Djagal.