Rela Tempuh Perjalanan 7 Jam demi Belajar Bahasa Israel

15 Maret 2018 19:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Dibukanya kursus bahasa Ibrani oleh Sapri Sale ternyata menjadi magnet tersendiri bagi sebagian orang. Mereka menempuh jauhnya jarak serta sempatkan diri di tengah padatnya waktu untuk menjadi murid di kursus yang baru pertama kali ada di Jakarta ini.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, antusiasme dan semangat belajar mereka begitu hidup pada kelas bahasa Ibrani di Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Rabu (14/3). Saat kumparan mengikuti jalannya kelas, beragam pertanyaan mengalir dari para murid.
Semua murid Sapri pada dasarnya datang dari tempat yang berbeda. Ada dari Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Bekasi, bahkan ada yang jauh-jauh datang dari Salatiga, Jawa Tengah.
Sapri Sale (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah/kumparan)
Ratusan kilometer ditempuh demi menimba ilmu dari sang guru. Namun, bila ilmu telah didapat, rasa kepuasan adalah bayaran tersendiri yang mampu menghapus rasa lelah itu.
"Eksistensi dari belajar adalah ketika kita tahu apa yang tidak kita tahu. Jadi walaupun saya jalan 7 jam dari Salatiga, ada kepuasan tersendiri ketika bisa memahami itu," ungkap pria yang hanya ingin disebut Alz, salah satu dosen di sebuah universitas di Jawa Tengah kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Setiap hari Senin dan Rabu, Alz menempuh perjalanan Semarang-Pasar Senen pergi-pulang. Ia tak bisa lama-lama tinggal di Jakarta lantaran memiliki tanggungan mengajar di Jawa Tengah.
Walaupun mengalami kelelahan hebat, Alz bertekad kuat mempelajari Ibrani karena ingin belajar kriptografi atau seni pengkodean pesan di negeri Yahudi itu. Menurutnya, Israel adalah salah satu negara terbaik sebagai rujukan belajar kriptografi.
Selain Alz, beberapa murid Sapri memiliki motif yang berbeda dalam mempelajari bahasa Ibrani. Ada yang ingin memahami bahasa dalam Al Kitab berbahasa Ibrani. Ada pula yang datang karena penasaran terhadap bahasa Ibrani yang merupakan salah satu bahasa tertua di dunia.
"Karena dari awal tadi menurut saya Bahasa Ibrani itu bahasa yang ancient banget. Jadi saya tertarik banget," ujar Santi, seorang karyawan swasta yang mengikuti kursus bahasa Ibrani.
Kursus bahasa Ibrani oleh Sapri Sale (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah/kumparan)
Kesulitan Belajar
ADVERTISEMENT
Mempelajari Bahasa Ibrani yang belum familiar di Indonesia tentu membutuhkan usaha lebih besar. Kesulitan terbesar adalah karena perbedaan aksara yang mencolok. Huruf Ibrani sangat berbeda dengan huruf Latin.
"Kesulitannya hanya hurufnya. Hurufnya banyak yang sama dan dia bukan Latin. Jadi kita harus menghafal dan mengenali huruf tersebut. Sebenarnya itu saja. Kalau yang lainnya tidak terlalu susah," kata Alz.
"Harus dilatih terus karena dia huruf kayak huruf-huruf paku," ucap Santi.
Murid kursus bahasa Ibrani Sapri Sale (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah)
Berbeda lagi dengan Ave, murid Sapri lainnya. Bagi dia hambatan belajar bahasa Ibrani justru datang dari kesibukannya sebagai pengusaha sehingga lupa belajar.
Mereka sadar betul tengah mempelajari bahasa dari negara yang kontroversial. Citra negatif Israel di kalangan publik Indonesia kental terasa. Namun, mereka berharap kursus ini terus berkembang, terlepas dari segala kontroversi yang ada.
ADVERTISEMENT
"Saya berharap semakin berkembang, di balik semua isu yang berkembang di negara kita. Karena ini kan cuma belajar bahasa. Misalnya saya bisa pergi ke Israel, saya mau belajar, dan di sini awal mulanya," kata Santi.
"Saya berharap program ini berjalan lebih jauh, merekrut lebih banyak teman. Sebenarnya banyak orang yang ingin ikut tapi tidak tahu di mana belajar bahasa Ibrani," sebut Munawir, salah satu editor percetakan yang menjadi murid Sapri.