Remaja Autis di Inggris Bobol Data CIA dan Teror Menteri AS

21 Januari 2018 14:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kane Gamble (Foto: Instagram @the_kings_chair)
zoom-in-whitePerbesar
Kane Gamble (Foto: Instagram @the_kings_chair)
ADVERTISEMENT
Seorang remaja penderita autisme di Inggris berhasil membobol data rahasia CIA. Dengan kecerdikannya, dia berpura-pura menjadi orang lain dan menipu badan intelijen Amerika Serikat tersebut.
ADVERTISEMENT
Kane Gamble menjalani pengadilan pertamanya di Old Bailey, London, Jumat pekan ini, atas pencurian data intelijen yang dilakukannya pada 2015 ketika berusia 15 tahun.
Dari kamar tidur di rumahnya di Leicestershire, Kane menggunakan taktik "social engineering" untuk memanipulasi data dan informasi pribadi seseorang sehingga membuatnya diyakini sebagai orang tersebut.
Gamble dengan berani menyamar menjadi John Brennan dan Mark Giuliano, direktur dan wakil direktur CIA kala itu. Menurut Jaksa Penuntut John Lloyd-Jones QC, dengan cara ini Gamble berhasil masuk ke jaringan CIA dan mencuri dokumen yang sangat rahasia.
"Di antaranya operasi militer dan intelijen di Afghanistan dan Iran," kata Jones seperti dikutip dari The Telegraph.
CIA (Foto: cia.gov)
zoom-in-whitePerbesar
CIA (Foto: cia.gov)
Gamble, yang saat ini berusia 18 tahun, lantas mengunggah dokumen rahasia itu di Twitter atau memberikannya kepada WikiLeaks. Dia terkadang menggunakan tagar #freePalestine, mengatakan tindakan ini dilakukannya karena AS "telah membunuh orang-orang tidak berdosa."
ADVERTISEMENT
Tidak hanya CIA, Gamble juga berhasil menyamar sebagai James Clapper, Direktur Intelijen Nasional pemerintahan Barack Obama. Gamble telah mengalihkan seluruh panggilan yang masuk ke telepon rumah Clapper ke Gerakan Palestina Merdeka.
Korban lainnya adalah Vonna Weir Heaton, mantan pejabat Badan Intelijen Geospasial AS, yang berhasil dibajak akun media sosialnya.
Gamble juga meneror keluarga Jeh Johnson, yang saat itu adalah Menteri Keamanan Dalam Negeri AS. Dia berhasil meretas jaringan internet rumah Johnson, mengetahui kata sandi TV kabelnya, mendengarkan pesan suara, dan mengirim teks dari ponselnya.
Dari rumahnya di Leicester, ribuan kilometer jauhnya dari AS, Gamble mengirimkan pesan "Saya memiliki kalian" yang muncul di layar TV di rumah Johnson. Dia juga membombardir istri Johnson dengan pesan berbunyi "Apakah saya menakutimu?"
Ilustrasi Hacker (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hacker (Foto: Thinkstock)
Dalam laporan pengadilan disebutkan Gamble telah meneror korban-korbannya di dunia maya, merilis informasi pribadi mereka ke publik, mengirim pesan berantai di ponsel, mengunduh pornografi di komputer korbannya, dan menguasai televisi serta iPad mereka. Aksi ini dilakukannya antara Juni 2015 hingga Februari 2016.
ADVERTISEMENT
Dia ditangkap pada Februari 2016 di rumahnya atas permintaan dari FBI setelah dia meretas jaringan Kementerian Kehakiman AS.
Kepada jurnalis pada 2015, Gamble yang mendirikan kelompok peretas Crackas With Attitude (CWA), mengatakan tindakan itu dilakukannya karena membenci sikap korup dan kejam AS terhadap warga di Palestina dan berbagai negara.
Gamble telah mengaku bersalah atas sepuluh dakwaan pelanggaran undang-undang penyalahgunaan komputer Inggris.
Menurut tim medis yang memeriksanya - dan ini menjadi hal yang akan meringankannya di pengadilan - Gamble menderita autisme. Ketika melakukan itu, walau usianya 15 tahun, tapi perkembangan mentalnya setara anak usia 12-13 tahun.
Dia tidak punya kawan bicara dan sangat dekat dengan ibunya, Ann. Ibunya adalah petugas kebersihan yang pernah memenangkan lotere sebesar 1,6 juta pound sterling pada 1997. Namun semua uangnya hangus dalam sebuah investasi properti yang gagal.
ADVERTISEMENT
Belum diketahui kapan vonis untuk Gamble akan dibacakan.