Remaja Berjilbab dan Kebiasaan Meletakkan Jarum Pentul di Mulut

5 Oktober 2017 18:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ridwan Kamil menjenguk Anisa Salim (Foto: Instagram Ridwan Kamil)
zoom-in-whitePerbesar
Ridwan Kamil menjenguk Anisa Salim (Foto: Instagram Ridwan Kamil)
ADVERTISEMENT
Siswa SMP Rancakalong I Sumedang, Anisa Salim (14), dioperasi karena tidak sengaja menelan jarum pentul. Jarum itu bersarang selama 2 pekan di tubuhnya hingga akhirnya dokter berhasil mengangkatnya. Peristiwa yang dialami Anisa ini menjadi pelajaran berharga bagi pengguna kerudung/jilbab agar lebih berhati-hati.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan meletakkan jarum pentul atau peniti di mulut dengan cara digigit saat sedang merapikan kerudung sangat sering dilakukan para remaja. Dengan alasan kepraktisan, banyak remaja yang kerap menyimpan sementara jarum pentul dengan menggigit atau menaruh di antara dua bibir.
"Ah, cuma sebentar," begitu alasan yang kerap dilontarkan remaja saat diingatkan agar tidak meletakkan jarum di mulut.
Pengalaman saya beberapa tahun lalu saat masih duduk di bangku SMA dan tinggal di asrama juga serupa. Mayoritas remaja perempuan di asrama meletakkan jarum di mulut saat sedang membetulkan kerudung. Terkadang mereka membetulkan kerudung di depan cermin atau kaca jendela, karena cermin di kamar terbatas dan sering antre.
Kebanyakan cermin di asrama ditempel di tembok dan tidak ada tempat untuk meletakkan jarum. Alasan lainnya, meletakkan jarum di baju dirasa ribet--padahal sebetulnya tidak juga.
ADVERTISEMENT
Apalagi jika terburu-buru karena jam masuk kelas sudah berdentang sementara kerudung masih acak-acakan, meletakkan jarum di mulut jadi pilihan paling sering diambil. Tak jarang mereka mengenakan jilbab sambil berjalan atau bahkan berlari menuju ruang kelas.
Ada hal unik yang mungkin hanya dipahami oleh kami, para remaja pengguna kerudung. Di kalangan kami, menggunakan jarum pentul untuk mengunci kerudung adalah pilihan yang dianggap paling baik. Sebab, jika belum bisa menggunakan jarum pentul dianggap belum expert sebagai pengguna kerudung. Ada-ada saja memang.
Kembali soal meletakkan jarum pentul di mulut, kebiasaan ini mulai terhenti saat ada salah satu teman saya yang tidak sengaja menelan jarum pentul, seperti yang dialami Anisa Salim. Dia harus meninggalkan asrama berhari-hari dan dirawat di rumah sakit. Saat itu dia sedang bercanda dengan temannya sambil merapikan kerudung. Tak sadar, dia membuka mulut saat bibirnya masih menggigit jarum. Alhasil jarum tersebut tertelan.
ADVERTISEMENT
Namun kejadian tersebut tak serta merta membuat kebiasaan meletakkan jarum di mulut hilang. Sering kali saya dan teman-teman diomeli oleh pengurus asrama karena masih mengulangi kebiasaan itu. Seiring berjalannya waktu, dan dengan tidak bosannya pengurus mengingatkan, kebiasaan tersebut menghilang juga.
Tak cuma pengurus asrama saja yang mengingatkan, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil juga punya pesan serupa. "Titip buat ibu-ibu dan remaja muslimah, untuk selalu hati-hati. Jangan gunakan mulut sebagai tempat sementara jarum pentulnya," ujar Ridwan Kamil di akun Instagramnya usai menjenguk Anisa Salim di RS Hasan Sadikin.