Rencana Mogok Kerja Karyawan Garuda Indonesia Akan Dipublikasikan H-7

2 Juni 2018 10:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konpers Serikat Karyawan Garuda Indonesia. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers Serikat Karyawan Garuda Indonesia. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Serikat Karyawan Garuda (SEKARGA) berencana melakukan mogok kerja. Kedua organisasi yang tergabung dalam Sekretariat Bersama Serikat karyawan PT Garuda Indonesia (Persero) itu akan melakukan mogok sebagai upaya untuk menyelamatkan perusahaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum SEKARGA Ahmad Irfan berjanji, nantinya rencana mogok kerja itu akan dipublikasikan kepada publik paling lambat 7 hari sebelum dilaksanakan. Ia mengaku saat ini masih menunggu respons pemerintah selama 30 hari sejak konferensi pers digelar pada 2 Mei 2018.
"Keputusan tersebut diambil karena kami sudah menghitung dan mempertimbangkan dengan sangat cermat bahwa jika keputusan mogok harus diambil, maka kegiatan tersebut pasti tidak bertepatan dengan momen krusial para konsumen," kata Ahmad dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (2/6).
Ia mengatakan, pihaknya sudah pernah memberikan masukan kepada Menteri BUMN sejak tahun 2017 tentang beberapa permasalahan dalam PT Garuda Indonesia. Namun masukan itu kemudian tidak mendapatkan respons yang diharapkan.
"Rencana mogok adalah upaya terakhir kami agar pemerintah mau berperan aktif membantu menyelamatkan PT Garuda Indonesia," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ahmad menambahkan, pihaknya sempat bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pada 31 Mei 2018. Pertemuan itu membicarakan soal tuntutan serikat karyawan terhadap PT Garuda Indonesia.
"Beliau akan segera mencari solusi terbaik terkait permasalahan ini. Besar harapan kami, Bapak Menko Maritim dapat membantu menyelesaikan masalah ini sehingga mogok kerja tidak perlu kami lakukan," kata Ahmad.
Ia pun menyebut, mogok kerja yang akan dilakukan tersebut merupakan bukti kecintaan serikat karyawan kepada perusahaan. Ahmad meminta maaf kepada masyarakat bila memang nantinya tidak ada titik temu sehingga mogok kerja kemudian terjadi.
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. (Foto: Reuters/Darren Whiteside)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. (Foto: Reuters/Darren Whiteside)
Ia lantas menyebut, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk merupakan perusahaan publik sedang mengalami penurunan kinerja di berbagai lini. Bahkan menurut dia, terjadi penurunan harga saham GIAA sampai dengan penutupan hari Kamis 31 Mei 2018 pada harga Rp 254 per lembar, dibandingkan pada saat IPO harga saham Rp 750 per lembar.
ADVERTISEMENT
"Kondisi ini sangat merugikan perusahaan dan juga masyarakat luas, serta terjadi pengurangan pelayanan terhadap konsumen di berbagai lini, di mana ini merupakan beberapa indikator dari terjadinya degradasi kinerja tersebut," kata dia.